Beban Pokok Membengkak - Sarana Menara Bukukan Laba Bersih Turun 4%

NERACA

Jakarta - Emiten menara telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil mencatat kenaikan pendapatan di triwulan ketiga tahun ini. Pada periode Januari-September 2017 ini, TOWR berhasil meningkatkan pendapatannya menjadi Rp 3,98 triliun. Jumlah ini meningkat 6,59% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp 3,73 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (1/11).

Disebutkan, bisnis sewa menara jadi kontributor terbesar pendapatan TOWR di periode ini. Bisnis ini menyumbang 94% dari total pendapatan TOWR hingga akhir September. Meski begitu, pertumbuhan paling tinggi datang dari bisnis sewa metropolitas wireless fiber optic (MWIFO) yang tumbuh 111,64% yoy menjadi Rp 89,18 miliar di kuartal ketiga ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan sewa jasa telekomunikasi jaringan serat optik dan nirkabel untuk layanan internet, baik dari pihak ketiga maupun pihak berelasi.

Namun, jumlah depresiasi dan amortisasi meningkat menjadi Rp 361,28 miliar di periode ini. Dijelaskan, adanya peningkatan beban pokok pendapatan lainnya sebesar 37,25% yoy dan beban pokok pendapatan yang juga naik hingga 16,16% menekan laba perusahaan. Karena peningkatan beban tersebut, laba TOWR selama sembilan bulan terakhir ini merosot 17,37% menjadi Rp 1,91 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan berhasil meraup laba hingga Rp 2,31 triliun

Asal tahu saja, penurunan perolehan laba bersih perseroan juga terjadi di semester pertama 2017. Dimana laba bersih perusahaan turun 4% jadi Rp 1,27 triliun dari sebelumnya Rp 1,32 triliun. Disebutkan, tekanan penurunan kinerja keuangan sudah terasa dari sisi pemasukan perusahaan. Pendapatan perusahaan menara tersebut tercatat Rp 2,64 triliun, naik 9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,42 triliun. Namun, beban pokok melonjak 19% menjadi Rp 379,47 miliar dari sebelumnya Rp 317,04 miliar. Sehingga, porsi beban pokok terhadap pendapatan naik masing-masing jadi 14% per semester I 2017 dari sebelumnya 13% per semester I 2016.

Akibatnya, laba kotor Sarana Menara hanya mengalami kenaikan 7% menjadi Rp 2,27 triliun. Kenaikan itu tidak mampu mengkompensasi kenaikan sejumlah beban, salah satunya beban keuangan. Perusahaan ini mencatat kenaikan beban keuangan Rp 381,66 miliar. Angka ini naik 34% dibanding semester pertama 2016, Rp 284,54 miliar.

Tekanan itu berimbas pada laba bersih perusahaan, sehingga laba bersih per saham TOWR ikut turun jadi Rp 125 per saham dari sebelumnya Rp 130 per saham. Pada tahun ini, perseroan mengalokasikan dana capex (belanja modal) sebesar Rp1,5 triliun yang akan dibiayai dari kas internal.

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…