Kantungi Untung Rp 5,23 Triliun - Bisnis Unilever Masih Cukup Menjanjikan

NERACA

Jakarta – Isu soal pelemahan daya beli masyarakat, tidak menggoyahkan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Pasalnya, emiten consumer good ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 10,1% sampai dengan kuartal tiga 2017 menjadi Rp 5,23 triliun dari sebelumnya Rp 4,75 triliun. Sedangkan dari sisi pendapatan, Unilever meraup pemasukan hingga Rp 31,21 triliun. Angka ini meningkat 3,69% dibanding kuartal III-2016, Rp 30,1 triliun.

Dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (1/11) diungkapkan, dengan kenaikan laba bersih itu, laba bersih per saham UNVR naik sekitar sembilan persen menjadi Rp685 per saham dari sebelumnya Rp623 per saham. Kinerja siap ditingkatkan meski situasi dan kondisi masih belum di jalur yang cepat untuk tumbuh. Pencapaian tersebut ditopang oleh meningkatnya pendapatan perseroan yang menjadi Rp31,2 triliun naik tipis dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp30,1 triliun.

Kategori foods and refreshment sebesar Rp10,1 triliun dan kategori home and personal care sebesar Rp21 triliun.Selain pendapatan, beban pemasaran UNVR yang tidak berubah banyak yakni sebesar Rp6,06 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp6,01 triliun juga menjadi salah satu faktor yang membuat kinerja moncer. Adapun beban pokok naik 2 persen menjadi Rp15,16 triliun dari sebelumnya Rp14,79 triliun. Sementara laba kotor Rp15,16 triliun, naik 5 persen dari sebelumnya Rp 15,3 triliun. 

Meski begitu, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Hemant Bakshi tak menampik jika pada tahun ini banyak tantangan yang dihadapi perseroan. Akan tetapi, perseroan masih bisa membukukan kinerja yang positif. "Kami bersyukur bahwa di tengah situasi yang sangat menantang bagi industri consumer goods di tahun 2017. Unilever Indonesia masih berhasil mencapai pertumbuhan yang positif," ujarnya.

Sementara menurut Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas, Unilever memiliki bisnis yang kuat. Pasalnya, emiten ini berhasil menciptakan pasar dalam pasar. Sehingga konsumen memiliki varian produk dan bisa memilih produk yang diinginkan. "Dia pada awal-awal memang besar pengeluarannya pada riset dan iklan. Kini dia bisa memetik hasil dari pemasarannya,"tuturnya.

Dia menambahkan, pertumbuhan kontribusi penjualan tiap-tiap segmen produk tidak jauh berbeda. Selain itu, UNVR juga menggunakan strategi penjualan bertingkat sehingga memungkinkan untuk bisa menggaet setiap kelas konsumen. "Artinya punya harga, segmen, dan kualitas masing-masing yang ditawarkan. Sehingga mau tidak mau juga tetap memberikan kontribusi kepada UNVR," lanjutnya.

Pertumbuhan UNVR dibandingkan tahun sebelumnya cenderung melambat. Pada kuartal III-2017, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 3,69% dan 10,1% year on year. Padahal pada kuartal III-2016, tercatat pertumbuhan pendapatan sebesar 9,27% yoy dan laba bersih 13,56% yoy. Sedangkan pada kuartal III-2015, pendapatan tumbuh 5,58% dan laba bersih tumbuh 3,32%.

Cenderung Melambat

 

Reze menilai, pertumbuhan sektor consumers good memang cenderung melambat. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada masyarakat sehingga membuat daya beli melambat. "Bisa jadi karena banyaknya saving dan shifting," lanjutnya.

Pertumbuhan sektor ini akan seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, Reza melihat UNVR kini lebih pada menjaga tingkat penjualan yang sudah dilakukan. Asal tahu saja, di tahun depan, UNVR menganggarkan belanja modal atau capital expediture (capex) sebesar Rp 1,6 triliun. Besaran belanja modal tersebut sama dengan yang dipatok UNVR pada tahun ini.

Perusahaan mengaku belum akan menambah belanja modal tahun berikutnya. Sehingga nilainya akan tetap sama. Konsumsi terbesar belanja modal diantaranya untuk pengembangan produksi dan distribusi pabrik. "Unilever punya 9 pabrik, capex sebagian besar memang untuk pengembangan dan peningkatan distribusi," kata Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan UNVR.

Hingga kuartal III-2017, UNVR telah menggunakan sebagian besar capex dan yang sudah terserap Rp 1,3 triliun.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…