Reksa Dana Syariah Belum Optimal - Persoalan Supply dan Demand Jadi Hambatan

NERACA

Jakarta – Di tengah berkembang pesatnya pertumbuhan industri reksa dana, rupanya belum sejalan dengan pertumbuhan produk reksa dana syariah. Menurut PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi), terbatasnya produk (supply) dan rendahnya permintaan (demand) masih menjadi tantangan perkembangan produk reksa dana syariah.”Tantangan perkembangan reksa dana syariah adalah dari dua sisi yaitu supply dan demand," kata Plt Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi, Endang Astharanti di Jakarta, kemarin.

Dirinya menuturkan, tantangan dari sisi supply adalah terbatasnya ketersediaan produk reksa dana syariah yang jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan total produk reksa dana yang ada di pasar. Per Agustus 2017, jumlah produk reksa dana syariah sebanyak 160 produk atau hanya sebesar 9,8% dibandingkan total produk reksa dana di Indonesia yang sebanyak 1.629 produk.”Dalam hal ini, Mandiri Investasi ikut mendorong terciptanya produk-produk baru sehingga dapat memberikan banyak pilihan bagi investor. Tentunya hal ini juga harus didukung dari sisi Regulasi untuk memperbanyak underlying," ujarnya.

Rencananya, Mandiri Manajemen Investasi akan meluncurkan reksa dana pasar uang syariah pada akhir Oktober 2017. Untuk produk tersebut, perusahaan menargetkan memperoleh dana kelolaan (asset under management/ AUM) sebesar Rp200 miliiar hingga akhir tahun ini. Sedangkan dari sisi demand, Endang Astharanti mengatakan, tantangannya adalah masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang pentingnya berinvestasi khususnya dengan menggunakan reksa dana syariah.

Hal itu, lanjut dia, dapat dilihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2017 dimana tingkat literasi pasar modal Indonesai hanya 4,4% dan tingkat inklusi hanya sebesar 1,3% dari penduduk Indonesia.”Dari sisi demand, Mandiri Investasi akan terus ikut berperan aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi di bidang pasar modal khususnya reksa dana termasuk syariah," katanya.

Dalam kesempatan itu, Mandiri Manajemen Investasi menyampaikan untuk segera membentuk Unit Pengelola Investasi Syariah (UPIS) yang akan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelaksanaan pengelolaan investasi syariah dan pengembangan reksa dana syariah. Hal itu merupakan implementasi dari Peraturan OJK no. 61 tahun 2016 yang mewajibkan seluruh Manajer Investasi yang mengelola Reksa dana syariah untuk mendirikan Manajer Investasi Syariah (MIS) atau membentuk UPIS.”Tugas UPIS ini akan memastikan bahwa pelaksaanaan pengelolaan investasi syariah di Mandiri Investasi benar-benar telah sesuai dengan ketentuan OJK dan DSN-MUI,”jelasnya.

Selain itu, lanjut Endang, UPIS akan fokus untuk mengembangkan produk dan pemasaran reksa dana syariah menjadi lebih efektif khususnya dalam memberikan pemahaman kepada investor mengingat potensinya sangat besar. Sementara itu, Chief Investment Officer Mandiri Manajemen Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan bahwa saat ini pihaknya memiliki beragam pilihan produk reksa dana syariah dari berbagai kelas aset, baik jenis saham, pendapatan tetap, campuran, dan pasar uang serta terproteksi.”Mandiri Investasi juga telah menerbitkan reksa dana syariah berbasis aset luar negeri yang cukup diminati investor, baik individual dan institusi. Diharapkan lebih banyak lagi instrumen syariah yang ada di pasar sehingga dapat menambah varian produk reksa dana syariah di masyarakat," katanya.

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT FIF Tumbuh 16,5% Jadi Rp1,1 Triliun

Kuartal pertama 2024, PT Federal International Finance (FIF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau meningkat sebesar 16,5% secara year-on-year…

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Buntut Investasi Bodong di BTN - Ombudsman Panggil OJK, LPS dan Kementerian BUMN

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi…

Keterlibatan Karyawan Tinggi - Trakindo Sabet Penghargaan Best Employers Indonesia 2023

PT Trakindo Utama (Trakindo) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dalam menciptakan pengalaman kerja yang luar biasa bagi…

Relokasi Kantor Cabang - BTN Bidik Potensi Industri Properti di Cirebon

Sebagai wujud transformasi sekaligus memperkenalkan logo barunya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) menampilkan wajah baru  di sejumlah kantor cabangnya dan…