Dynamic Model Portfolio - Konsep Investasi Berdasarkan Risiko Pasar

NERACA

Jakarta - Untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam mengoptimalkan investasinya, PT Bank Commonwealth (Bank Commonwealth) belum lama ini memperkenalkan Dynamic Model Portfolio, sebuah konsep investasi yang tidak hanya fokus pada perpaduan kelas aset berdasarkan profil risiko nasabah, namun juga berdasarkan risiko pasar.

Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, saat ini perbankan harus jeli melihat tujuan investasi dan profil risiko nasabah dan menjadikan dua faktor tersebut sebagai referensi dalam berinovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah. “Dengan pergerakan ekonomi dan pasar yang cepat, investor harus cekatan membaca risiko dan menggerakkan aset sesuai arah pasar. Tidak bisa lagi menggunakan metode penentuan investasi yang statis. Berdasarkan analisa kami atas data-data historis pasar modal di Indonesia, mengalokasikan investasi di aset dengan metode statis berpotensi membuat hasil imbal balik yang tidak optimal dalam jangka panjang,” jelasnya.

Melalui pendekatan tersebut, Dynamic Model Portfolio akan mengumpulkan berbagai informasi pasar, memilah mana yang paling relevan untuk setiap nasabah berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi mereka, kemudian memberikan saran terkait penempatan portofolio aset-nya. “Kini nasabah bisa menggerakkan asetnya secara dinamis, tidak harus sama dengan proporsi investasi yang ditentukan di awal, “ujar Ivan.

Dirinya juga mengungkapkan, investasi disesuaikan tidak hanya berdasarkan profil risiko nasabah, namun juga risiko pasar ke depannya. Lewat Dynamic Model Portfolio, lanjutnya, perusahaan ingin melayani nasabah  dengan layanan wealth management  yang mampu membantu mereka memahami realita pasar yang dinamis daripada hanya statis terpaku pada teori semata. Keberadaan Dynamic Model Portfolio akan semakin menguntungkan nasabah di tengah kondisi pasar yang pada 2018 diprediksi akan membaik. 

Kata CEO PT Schroders Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi, berdasarkan data historis, menjelang pemilu 2004, 2009 maupun 2014, terdapat kenaikan konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Memang perlu dicermati bahwa kejadian masa lampau tidak selalu terulang di masa depan. “Harga komoditas diprediksi akan membaik pada 2018; Pilkada juga akan memberi pengaruh pada konsumsi karena perputaran yang yang lebih baik. Dari sektor perbankan, pertumbuhan kredit diperkirakan akan mulai mengalami peningkatan. Hal ini tentunya akan mendorong laba perusahaan, termasuk perusahaan publik, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan laba per saham,” jelas Michael.

Sementara Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri menjelaskan bahwa 2018 akan menjadi tahun yang menantang seiring dengan perkembangan teknologi disruptif. “Inovasi bergerak sangat cepat, siklus produksi menjadi begitu pendek. Barang atau jasa yang dibuat hari ini, akan menjadi usang dalam waktu yang cepat. Nantinya, yang akan bertahan dan sukses mungkin bukanlah yang bisa memberikan jawaban atas pertanyaan, melainkan adalah mereka yang bisa memformulasikan masalah dengan jeli dan tidak terpikirkan sebelumnya. Artinya, ide, kreativitas, dan keterampilan menjadi faktor penting,” jelas Chatib.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…