Momentum Tepat Investasi Industri TPT di Indonesia

 

NERACA

Jakarta – Saat ini dianggap sebagai waktu yang tepat bagi industri tekstil berinvestasi di Indonesia atau memperluas kapasitas industrinya. Sebab apabila ditinjau secara global, berdasar data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) yang dipublikasi tahun 2017, di tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat nomor 9 di dunia untuk Manufacturing Value Added (MVA). Posisi ini sejajar dengan Brazil dan Inggris, bahkan lebih tinggi dari Rusia, Australia, dan negara-negara ASEAN lainnya.

Hal tersebut mengemuka saat Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbicara secara resmi pada konferensi tahunan ITMF -International Textile Manufacturers Federation di Bali, Jumat (15/9). Pada kuartal ketiga tahun 2017, empat sektor industri memperlihatkan kinerja yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, yakni industri berbasis logam 7,5%;  industri kimia dan farmasi 7,37%; industri makanan dan minuman 7,19%; serta industri permesinan 6,7%. Sebagai salah satu upaya mendorong daya saing industri, Kemenperin mendorong pendidikan vokasi, melalui link and match dan juga training 3 in 1, yang salah satunya diterapkan juga kepada sejumlah industri TPT di dalam negeri.

Dalam konferensi internasional yang dihadiri antara lain oleh Presiden The International Textile Manufacturers Federation (ITMF), Jaswinder Bedi;  Direktur Jenderal The International Textile Manufacturers Federation Christian P. Schindler, serta Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudradjat  beserta perwakilan 36 negara anggota ITMF, dikemukakan juga  pentingnya industri tekstil dan apparel termasuk sektor industri alas kaki di Indonesia.

“Itu sebabnya Kemenperin memasukkan mereka dalam kategori industri berorientasi ekspor dan juga sektor industri padat karya. Industri tekstil juga menjadi salah satu industri prioritas, sehingga masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tahun 2015 sampai 20135,” papar Airlangga.

Menperin menjabarkan, “Dengan menyerap tenaga kerja langsung 2,69 juta pekerja, sektor ini menghasilkan surplus senilai USD11,78 miliar (8,2% dari ekspor nasional) dan berkontribusi 11,6% kepada GDP nasional tahun 2016. Industri tekstil Indonesia diklasifikasi dalam tiga kategori yakni industri hulu yang didominasi oleh sektor industri kain (fiber), sektor tekstil di level medium yang terdiri atas pemintalan (spinning), knitting (rajut), weaving (tenun), dyeing (pencelupan), serta pencetakan dan penyelesaian produk akhir (finishing). Sedang di sektor hilir industri tekstil adalah dalam bentuk garmen dan produk tekstil lainnya,” paparnya.

Sebagai ilustrasi, saat ini industri total produksi tekstil Indonesia mencapai 6,62 juta ton, dengan total investasi mencapai Rp234,3 triliun, dan menyerap 2,69 juta tenaga kerja. Berdasarkan target Kementerian Perindustrian, nilai ekspor industri tekstil di tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp15 miliar, menyerap tenaga kerja secara langsung 3,11 juta orang, sehingga untuk itu dibutuhkan tambahan investasi baru dan ekspansi di masing-masing sektor, dengan tambahan kapasitas 1,638 juta ton dengan nilai investasi Rp81,45 triliun dan tambahan tenaga kerja 424.261 orang. 

 Situasi terkini industri tekstil sepanjang tahun, industri manufaktur memainkan peranan penting dalam pengembangan ekonomi nasional. Berdasar data statistik, industri tekstil Indonesia selama lima tahun terakhir turut dipengaruhi oleh melemahnya situasi global ekonomi dunia. Menyentuh titik terendah di tahun 2015, sektor industri bisa bangkit kembali dengan pertumbuhan yang positif, sehingga pada kuartal II tahun 2017 pertumbuhan industri ini mencapai 1,92%.

Sementara itu data yang ada menyebutkan, distribusi atau persebaran industri tekstil kategori menengah dan besar selama ini masih terkonsentrasi di wilayah Jawa yang mencapai 95,6%. Sebagai gambaran, perdagangan industri tekstil Indonesia didominasi oleh produk pakaian (senilai USD6,8 juta tahun 2016); dan benang (senilai USD1,6 juta tahun 2016). Kendati mengalami penurunan di tahun 2016, namun di tahun 2017 ini khususnya pada semester II tahun 2017, saat di mana ekspor dan perdagangan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Ekspor bertumbuh 2,71% sementara perdagangan di dalam negeri bertumbuh 3,69%.

Direktur Industri Tekstil Kulit Alas Kaki dan Aneka Kemenperin Muhdori, pada kesempatan sama menyampaikan dalam pertemuan ini sejumlah hambatan non tarif sudah tidak menjadi penghalang lagi, industri tekstil dan produk tekstil Indonesia memasuki sejumlah pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Menperin Airlangga, di mana hal tersebut sejalan dengan tahapan pada negosiasi Free Trade Arrangement (FTA) Indonesia dengan Uni Eropa dan AS.

“Negara-negara tersebut sudah mengakui kualitas produk TPT Indonesia yang sangat bagus, mampu memenuhi selera konsumen di negara impornya, termasuk juga sudah mampu memenuhi selera para fashion designer baik di dalam negeri dan juga di pasar internasional. Bahkan organisasi internasional seperti International Labour Organization (ILO) sudah mengakui, Indonesia sebagai negara yang tidak melanggar aturan hak azasi internasional di bidang perlindungan tenaga kerja,” tambah Muhdori. 

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…