GMF Bakal Listing di Bursa 10 Oktober 2017

NERACA

Jakarta - Salah satu anak usaha PT Garuda Indonesia (persero) Tbk (GIAA), yakni PT Garuda Maintenance Facility (GMF) memantapkan langkah untuk melantai di Bursa Efek Indonesia lewat initial public offering (IPO). Masa penawaran awal direncanakan pada 11-20 September 2017. Sementara perkiraan tanggal efektif pada 28 September 2017. GMF diperkirakan melantai di BEI pada 10 Oktober 2017.

Dalam prospektusnya di Jakarta, kemarin, disebutkan, aksi korporasi GMF dalam penerbitan saham perdana berencana menerbitkan 10,89 miliar saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 30% dari saham ditempatkan dan disetor. Rencananya seluruh dana yang diperoleh dari IPO, sebesar 60% akan digunakan untuk mendanai investasi perusahaan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di line maintenance, dan repair & overhaul.

Sementara, sekitar 15% akan digunakan untuk pembayaran fasilitas pinjaman bank atau lembaga keuangan. Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja perusahaan. Empat sekuritas akan menjadi penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan juga PT Mandiri Sekuritas.

Sepanjang tahun ini, GMF menargetkan perolehan pendapatan sebesar US$454 juta dengan laba bersih US$69 juta. Target capaian pendapatan dan laba masing-masing tumbuh 17,3% dan 19% dari realisasi tahun lalu. Direktur Utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto pernah mengatakan, pihaknya menggunakan laporan keuangan Maret 2017 sebagai dasar IPO tersebut.

Perseroan, lanjutnya, membidik dana yang dihimpun mencapai US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. Melalui aksi korporasi penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia, kata Iwan, perseroan ingin kembali merebut pangsa pasar bisnis jasa perawatan pesawat yang selama ini lari keluar negeri. GMF Aero Asia akan menggunakan sebagian besar dana IPO untuk pengembangan usaha dan modal kerja. Selain itu, lewat pengembangan usaha, perseroan berharap mampu meningkatkan daya saing perusahaan. "Sehingga kami bisa mengambil kembali pangsa pasar jasa perawatan pesawat yang lari keluar negeri," ujar Iwan.

Sementara menurut Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama GIAA, proses IPO anak usaha GIAA tersebut akan membantu meningkatkan nilai ekuitas perusahaan. Sebab, nantinya akan dikonsolidasikan juga kepada GIAA selaku induk usaha. "Kami yakini bisa meraih di atas US$ 150 jutalah, dan akan ada peningkatan ekuitas ke depannya,"tuturnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…