Capital Inflow Pertengahan Agustus Capai Rp130 triliun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan arus modal masuk (capital inflow) ke perekonomian hingga pertengahan Agustus 2017 telah mencapai Rp130 triliun. "Sampai 16 Agustus, sebanyak Rp130 triliun dana yang masuk," kata Agus di Jakarta, seperti dikutip Rabu (23/8). Agus mengatakan tingginya arus modal masuk tersebut menunjukkan kepercayaan dunia internasional terhadap stabilitas makro ekonomi Indonesia.

Namun, dibandingkan periode yang sama pada 2016, arus modal masuk ini sedikit mengalami penurunan, karena pada Agustus tahun lalu "capital inflow" mencapai Rp154 triliun. "Kalau dibandingkan tahun lalu untuk periode sama, masuk Rp154 triliun, jadi lebih banyak tahun lalu," kata Agus. Meskipun demikian, situasi arus modal pada 2016 sempat mengalami pembalikan (capital reversal) sebagai dampak dari pemilihan Presiden di Amerika Serikat.

Dengan demikian, arus modal masuk ke Indonesia pada akhir 2016 tercatat hanya mencapai Rp126 triliun, meski pada Agustus periode itu telah mencapai Rp154 triliun. "Ketika ada 'announcement' pemilihan presiden di AS, ada 'capital reversal' yang menyebabkan sepanjang 2016, dana masuk ke Indonesia Rp126 triliun," ujar Agus.

Sebelumnya, Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, sejak tahun lalu sebenarnya aliran modal kuat dan semakin deras pada akhir tahun sampai kuartal I 2017 menjelang kenaikan rating dari Standard’s & Poor (S&P). Investor melakukan aksi buy on rumor. Namun, bila dipandang dari sisi lainnya, valuasi pasar modal dengan inflow yang besar akan lebih mahal apabila laba perusahaan listed tidak meningkat.

Dengan demikian, investor akan mencermati fundamental emiten yang ada di bursa. “Mereka akan melihat fundamental. Apakah ekspektasi yang mereka bentuk selama ini sesuai dengan kenyataannya? Jadi aliran modal ini masih based on expectation,” kata David. Apabila tidak sesuai ekspektasi, asing akan angkat kaki dari pasar Indonesia. Oleh karena itu, menurut David, ekspektasi ini harus diantisipasi oleh pemerintah.

David menambahkan, dengan demikian, bila diperhatikan aliran modal melambat akhir-akhir ini. Meski begitu, menurutnya, kepercayaan investor terutama asing kepada kondisi fiskal Indonesia masih kuat. “Anomali ekonomi antara makro dan mikro harus diantisipasi agar tidak berlanjut. Juni kita lihat datanya tidak bagus, jumlah hari kerjanya sedikit dan ada faktor lainnya yang mengganggu. Confidence pebisnis maupun konsumen menengah atas harus diperhatikan,” katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…