Lindungi Konsumen, Kementerian PUPR Akan Tindak Pengembang Nakal

Lindungi Konsumen, Kementerian PUPR Akan Tindak Pengembang Nakal

NERACA

Jakarta - Kebutuhan terhadap rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sangat tinggi. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggejot program satu juta rumah bagi MBR di seluruh Indonesia.

Karena itu dalam rangka peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2017, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan menggelar acara Sarasehan Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang untuk Meningkatkan Kualitas Perumahan di lantai 8 Gedung Sumber Daya Alam Kementerian PUPR. Acara sarasehan dibuka oleh Sekjen Kementerian PUPR Anita Firmanti.

Dalam sambutannya, Dirjen Pembiayaan Perumahan, Lana Winayanti mengatakan, tujuan sarasehan ini adalah untuk mensinergikan pemanfaatan produk penelitian dan pengembangan dalam peningkatan kualitas perumahan yang layak dan terjangkau.

"Selain unsur pemerintah, juga diundang asosiasi pengembang dan perbankan yang telah bekerjasama dengan Kementerian PUPR. Tujuannya adalah agar dunia usaha khususnya para pengembang mengetahui teknologi terkait perumahan yang sudah dikembangkan dandapat diterapkan oleh para pelaku pembangunan perumahan," kata dia, Senin (21/8).

Selain acara sarasehan, Kementerian PUPR juga menyelenggarakan kegiatan lain terkait dengan bidang perumahan seperti diskusi terbatas, pameran perumahan, media visit, lomba foto dan ziarah ke makam Bung Hatta pada 25 Agustus mendatang. Beliau adalah Bapak Perumahan Nasional karena yang pertama kali membuka kongres perumahan tanggal 25 agusutus 1950 di Bandung. Dalam acara itu juga dipamerkan beberapa teknologi hasil litbang diantaranya Rumah Instan Sehat (Risha), Rumah Susun Modular, Con System, dan sistem pembuangan limbah bio filter serta masih banyak lagi teknologi lainnya.

Lana mengatakan untuk meningkatkan kualitas perumahan, Kementerian PUPR akan mengawasi pengembang nakal yang bermain-main dengan rumah subsidi. Apalagi saat ini konsumen tidak sedikit yang mengeluhkan rendahnya kualitas rumah subsidi yang dibangun pengembang. Meskipun harga rumah subsidi relatif lebih murah bila dibandingkan dengan rumah menengah, apalagi rumah mewah tapi tidak jadi alasan untuk dibangun secara serampangan.

"Karena itu kami akan membentuk tim evalulasi kualitias rumah bersubsidi, membuat standar atau patokan minimal untuk rumah bersubsidi yang harus dibangun pengembang, dan menjatuhkan sanksi bagi pengembang yang bermain-main dengan rumah bersubsdi," ujar dia.

Lana mengingatkan bahwa pembangunan rumah subsidi adalah kebijakan pemerintah yang menggunakan dana APBN karena itu pelakanaannya harus diawasi secara ketat."Pemerintah tidak hanya mengejar kuantitas tapi juga fokus pada peningkatan kualitas perumahan. Pemerintah tahun depan akan menambah anggaran subsidi untuk rumah sederhana yang dibangun oleh pengemang apabila peminatnya banyak," kata dia.

Demi peningkatan kualitas tersebut, Kementerian PUPR juga akan membuat rating kualitas perumahan dengan menjadikan salah satu pendapat konsumen MBR sebagai salah satu benchmarknya. Dengan penerbitan rating tersebut akan terlihat mana saja pengembang yang asal-asalan dan pengembang mana saja yang membangun rumah subsidi dengan baik dan berkualitas. Untuk itu demi meningkatkan kualitas perumahan subsidi, Kementerian PUPR juga akan memberikan insentif berupa bantuan PSU dan drainase yang pelaksanaannya akan diawasi secara ketat.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga menambahkan rencana program penyediaan perumahan bagi MBR tahun 2018 mendatang meliputi 6.328 unit pembangunan rusun, 180.000 rumah swadaya dan 5000 unit rumah khusus, serta bantuan prasarana dan utilitas bagi 15.400 unit.

“Berdasarkan arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk meningkatkan kualitas rumah subsidi, Kementerian PUPR akan melakukan pembahasan bersama bank-bank penyalur subsidi, developer, dan stakeholder lainnya untuk menyusun rating kualitas perumahan. Salah satu perumahan MBR yang dinilai baik sebagai benchmark. Pengembang agar terus membangun rumah yang berkualitas bagi MBR, salah satunya dengan menyediakan kualitas air bersih sebagai kebutuhan dasar penghuni rumah bersubsidi,” kata dia. Mohar/Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN

  Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN NERACA Jakarta - PT. LG Electronics Indonesia (LG) baru saja…

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

BERITA LAINNYA DI Hunian

Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN

  Commercial Smart TV dan CreateBoard LG Raih Sertifikasi TKDN NERACA Jakarta - PT. LG Electronics Indonesia (LG) baru saja…

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…