NERACA

Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.329 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.332 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang mengalami penguatan menyusul penurunan cadangan minyak Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi mata uang berbasisi komoditas, seperti rupiah mengalami apresiasi.

"Penurunan cadangan minyak mentah AS menjadi katalis positif bagi harga minyak, sehingga mata uang komoditas terkena imbas positif," kata Reza. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude bergerak menguat 0,42 persen ke level 49,77 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,65 persen ke posisi 53,09 dolar AS per barel pada Kamis (10/8) sore ini.

Dari dalam negeri, lanjut dia, fluktuasi rupiah yang cukup stabil juga seiring dengan sentimen positif dari data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) serta Indeks Penjualan Riil (IPR) yang naik, situasi itu memberi harapan terhadap perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu,ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa persediaan minyak mentah Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir pada 4 Agustus 2017 lalu turun 6,451 juta barel. Menurunnya persediaan itu menjadi indikasi naiknya harga minyak mentah dunia.

Di sisi lain, lanjut Lana, ketegangan antara Korea Utara dengan Amerika Serikat pasca pernyataan Presiden AS Donald Trump terhadap kemungkinan aksi militer, juga turut membuka potensi harga minyak mentah akan naik. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini (10/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.338 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 9/8) Rp13.324 per dolar AS.