Rupiah Terdampak Kebijakan Suku Bunga The Fed

 

 

NERACA

 

Jakarta - Analis Riset perusahaan finansial FXTM, Lukman Otunuga mengatakan, nilai mata uang rupiah sempat melemah karena terdampak kebijakan bank sentral Amerika Serikat, yaitu The Fed, terkait kenaikan suku bunga AS. "Sebagian besar mata uang Asia tertekan karena stabilnya dolar AS yang didukung oleh pandangan 'hawkish' (pro-kenaikan suku bunga) pejabat Fed terkait suku bunga AS," kata Lukman Otunuga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (21/6).

Menurut dia, prospek kenaikan suku bunga AS dapat memperkuat dolar AS dan menekan mata uang pasar berkembang termasuk rupiah, karena dolar yang menguat diperkirakan dapat memicu kekhawatiran terjadinya arus keluar modal, sehingga dolar berpotensi semakin menguat terhadap rupiah di jangka pendek hingga menengah.

Ia juga memaparkan bahwa kalender ekonomi Indonesia relatif lengang pekan ini sehingga aksi harga akan menentukan arah pergerakan rupiah terhadap dolar AS. "Investor dolar AS mendapat angin segar pada hari Senin karena komentar 'hawkish' dari Presiden Fed New York William Dudley yang mendukung kenaikan suku bunga lagi di tahun ini," katanya.

Sebagaimana diwartakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp13.295 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.290 per dolar Amerika Serikat. Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS menguat terhadap mata uang di kawasan Asia, termasuk Rupiah menyusul harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam tren pelemahan.

Kendati demikian, Rangga mengatakan bahwa penguatan dolar AS relatif terbatas menyusul yield obligasi AS yang masih turun, menandakan belum pulihnya harapan kenaikan suku bunga AS. Di sisi lain, data penjualan rumah AS juga diperkirakan belum membaik.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pernyataan dari Gubernur Perwakilan The Fed New York Bill Dudley yang mengatakan inflasi akan naik seiring peningkatan pendapatan pekerja membuat laju dolar AS menguat. "Kondisi itu membuka harapan The Fed kembali menaikan suku bunga acuan, sehingga berimbas pada melemahnya rupiah," kata Reza.

 

BERITA TERKAIT

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…