Bangun 150 Menara - GOLD Anggarkan Capex Rp 450 Miliar

NERACA

Jakarta  - Tahun ini, PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 450 miliar. Dana tersebut untuk ekspansi pembangunan 150 menara telekomunikasi berjenis micro cell pole (MCP). Satu unit MCP membutuhkan investasi hingga Rp 300 juta. Rencananya, sumber belanja modal tersebut berasal dari pinjaman perbankan dan kas internal, dengan komposisi 70% perbankan dan 30% kas internal.

Perusahaan menara ini terus menambah jumlah MCP yang dimiliki. Tahun ini, setidaknya perseroan ingin membangun 150 MCP baru. Paul Purawinata, Direktur Utama PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk mengatakan, bisnis MCP tersebut sejalan dengan kebutuhan perusahaan telekomunikasi. Pembangunan akan dilakukan, ketika Visi Telekomunikasi mendapatkan pesanan pembangunan dari perusahaan telekomunikasi. Dengan demikian, pembangunan tersebut mengurangi risiko. “Pembangunan MCP nanti paling banyak ada di Jawa," ujarnya.

Menurutnya, ekspansi perusahaan telekomunikasi banyak terasa pada tahun ini dibandingkan ekspansi dua tahun terakhir. Oleh karena itu, dia optimistis apabila permintaan sewa tenansi MCP akan bertumbuh. Pembangunan 1 unit MCP membutuhkan waktu hingga 120 hari, terhitung juga dalam proses perizinan. Sementara secara teknikal, pembangunan MCP membutuhkan waktu 2 minggu. GOLD menargetkan, tahun ini pembangunan MCP tersebut bisa membuat aset MCP bertambah, sehingga total 400 titik.

Satu tower MCP bisa memfasilitasi hingga tiga tenant. Namun, mayoritas saat ini satu MCP diisi oleh satu tenant. Pihak manajemen juga bisa menyesuaikan kemampuan teknologi menara tersebut dengan teknologi terbaru. Untuk teknologi pada tower yang sudah ada sebelumnya, juga akan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk memenuhi kebutuhan 4G LTE.

Tower MCP dinilai memiliki kelebihan dibandingkan dengan tower telekomunikasi lain yang umumnya memiliki ketinggian 25-30 meter. Selain memiliki ketinggian yang bisa mengganggu ruang pandang, tower tersebut memiliki biaya investasi yang cukup besar. "Izin-izin di pemerintah daerah juga sulit untuk tower besar," ujar Gilang Pramono Seto, Direktur Utama PT Permata Karya Perdana.

Untuk itu, pembangunan MCP dinilai menjadi strategi yang tepat. Selain bisa lebih murah, pembangunan fasilitas ini juga mudah dan cepat. Terutama dalam hal perizinan dari pemerintah daerah. "Kebutuhan lahannya juga termasuk kecil," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…