Kontribusi Industri Logam Terhadap ILMATE Capai 40%

NERACA

Jakarta - Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan kontribusi industri logam terhadap ILMATE mencapai 40 persen. "Untuk lebih meningkatkan kinerja ILMATE, kami akan fokus mengembangkan industri logam dasar," kata Putu di Jakarta, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut Dirjen ILMATE mengungkapkan ada beberapa ada beberapa alasan sehingga empat jenis logam tersebut dijadikan sebagai prioritas, salah satunya adalah hilirisasi bahan baku empat jenis mineral bijih besi, bauksit, tembaga dan nikel mempunyai dampak yang signifikan bagi perekonomian melalui investasi dan peningkatan nilai tambah.

Selain itu, Kemenperin juga fokus melakukan pengembangan industri elektronika dan telematika diarahkan pada penumbuhan dan pengembangan industri komponen elektronika dan telematika, pengembangan industri telekomunikasi atau telepon Seluler dan Pengembangan Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia.

Untuk pengembangan industri permesinan dan alat mesin pertanian, Kemenperin fokus pada industri pembangkit energi; industri alat berat; industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri; dan industri alat kesehatan.

Sementara sisanya, fokus pada pengembangan industri kendaraan bermotor, industri kedirgantaraan, industri perkapalan dan industri kereta api. Putu menambahkan, sektor ILMATE tumbuh 3,87 persen tahun lalu, di mana industri logam tumbuh 1,94 persen, industri mesin tumbuh 2,85 persen, industri alat transportasi tumbuh 4,52 dan industri elektronika tumbuh 8,49 persen. "Pertumbuhan ILMATE tersebut memberikan kontribusi sebesar 4,93 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016," paparnya.

Menurut data, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pertumbuhan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) mengalami penurunan dari tahun 2015 yang sebesar 5,46% menjadi sebesar 3,87% di tahun 2016.

Pada 2016, industri logam tumbuh 1,94%, industri mesin tumbuh 2,85%, industri alat transportasi tumbuh 4,52%, dan industri elektronika tumbuh 8,49%. Pertumbuhan ILMATE tersebut memberikan kontribusi sebesar 4,93% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2016. "Tahun 2015 sektor industri logam dasar mencapai 9%, tapi di 2016 hanya tumbuh 2% sehingga menarik pertumbuhan sektor ILMATE yang tadinya 5,46% di tahun 2015 menjadi 3,87% di tahun 2016," ujarnya.

Putu melanjutkan, pada 2016 terjadi perlambatan ekonomi dunia ditambah lagi over suplai baja. Oleh karena itu, di tahun 2017 pihaknya bersama asosiasi akan mengendalikan impor baja supaya tidak terjadi over suplai baja murah yang ditimbun di dalam negeri. "Kami menargetkan pada tahun 2017 pertumbuhan ILMATE mencapai empat koma sekian persen dengan fokus pengembangan industri logam dasar," ungkapnya.

Putu mengatakan, sektor industri logam dasar menjadi prioritas untuk dikembangkan agar bisa mendorong kemandirian industri baja di dalam negeri. "Pemurnian dan pengolahan biji nikel dan industri baja, dua sektor itu yang kita dorong karena potensinya nyata. Pertama, karena adanya pelarangan ekspor mineral, dan kedua, kebutuhan baja masih tinggi sekali untuk infrastruktur," jelasnya.

Putu menambahkan, industri prioritas berbasis mineral meliputi empat jenis logam yaitu besi baja, aluminium, tembaga dan nikel. "Hilirisasi mineral bijih besi, bauksit, tembaga dan nikel mempunyai dampak yang signifikan bagi perekonomian melalui investasi dan peningkatan nilai tambah," paparnya.

Selain itu, lanjut Putu, Kemenperin juga fokus melakukan pengembangan industri elektronika dan telematika pada penumbuhan dan pengembangan industri komponen, industri telekomunikasi atau telepon selular dan industri perangkat lunak.

Kemudian pengembangan industri permesinan dan alat mesin pertanian, yang fokus pada industri pembangkit energi, industri alat berat, industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri, dan industri alat kesehatan. Selanjutnya, pengembangan industri alat transportasi yang fokus pada kendaraan bermotor, industri kedirgantaraan, industri perkapalan dan industri kereta api.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…