NERACA

Jakarta – Pasca pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga S Uno berdasarkan hasil real count Komisi Pemilhan Umum (KPU) langsung memberikan gebrakan baru terkait rencana pemerintah provinsi (Pemprov) yang akan melepas saham pemda di PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), emiten produsen minuman alkohol.

Tak tanggung-tanggung, Sandi akan menggandeng konsultan yang berpengalaman dalam pelepasan saham. Sehingga prosesnya bisa sesuai harapan.”Saya akan tunjuk konsultan yang berpengalaman di bidang divestasi," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sandi menjelaskan, Pemprov akan menjual semua saham di perusahaan bir karena dinilainya pemerintahan tidak elok masuk ke dalam kegiatan bisnisnya yang tidak menyangkut kepentingan masyarakat. Padahal, kinerja dan pengelolaan bisnisnya terbilang baik."Perusahannya sendiri bagus dan dikelola secara baik tapi tidak pantas dan tidak strategis sebuah pemerintah provinsi memiliki saham di perusahaan yang tidak mengurus harta hidup orang banyak," ujarnya.

‎Dia menambahkan, keberadaan Pemprov DKI Jakarta ‎dalam bisnis bir tidak sesuai dengan visi misi yang mengedepankan perekonomian rakyat dan kewirausahaan. Kegiatan itu disebutkan Sandi tidak membuat warga bahagia."Karena tidak sesuai dengan visi kami, maju kotanya, bahagia warganya," tuturnya.

Merespon hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menyebutkan, penjualan saham milik Pemprov DKI Jakarta di perusahaan bir tersebut bisa dilakukan melalui beberapa cara, yaitu secara langsung menjual seluruh saham ke publik, secara bertahap, hingga negosiasi kepada pembeli.”Kalau secara ketentuan pasar modal itu karena itu kan Tbk penjualan saham bisa dilakukan melalui bursa atau penjualan saham kalau melepaskan kepemilikannya melalui transaksi bursa bisa lewat pasar negosiasi. Ada beberapa mekanisme, jadi tergantung pemegang saham," tutur Nurhaida.

Sementara analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menyebutkan, jika Pemprov DKI Jakarta menjual 23,34% saham miliknya di perusahaan bir tersebut kepada publik dengan harga di bawah harga pasar, maka pelaku pasar akan ikut merespons negatif. Sedangkan jika dijual di atas harga pasar, maka pelaku pasar akan lebih tertarik dan menganggap saham tersebut memiliki prospek yang bagus.”Biasanya pelaku pasar lebih suka harga saham pada saat ditawarkan harganya di atas harga pasar. Kalau di atas harga pasar bahwa perusahaan ini sangat bagus,"kata Reza.

Sebagai informasi, Pemprov DKI merupakan salah satu pemegang saham DLTA. Hingga Selasa (25/4), tercatat porsi kepemilikan saham Pemprov DKI di perusahaan bir ini mencapai 23,34% atau setara dengan 186.846.000 lembar saham. Pada perdagangan Selasa kemarin, saham DLTA berada pada Rp 5.050, posisi tertinggi mencapai Rp 5.100 dan terendah di Rp 5.000.

Dengan perhitungan jumlah saham yang dimiliki dan harga saat ini, maka bila Pemprov DKI Jakarta melepas kepemilikannya akan ada dana tunai sebesar Rp 934,23 miliar - Rp 952,914 miliar. Selain Pemprov DKI, perusahaan bir ini juga dikuasai oleh San Miguel Malaysia Pte, Malaysia dengan porsi mencapai 58,33% dan saham pubik sebesar 18,33%