Perikanan Budidaya - KKP Punya Lima Strategi Revitalisasi KJA

NERACA

Jakarta – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memiliki strategi konkret untuk revitalisasi KJA (Keramba Jaring Apung). Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, setidaknya ada 5 strategi yang akan ditempuh, yaitu pertama, memfasilitasi aksesibilitas terhadap input produksi yang efisien. Peran fasilitasi bagi kemudahan akses input produksi seperti benih berkualitas dan pakan akan didorong melalui UPT Ditjen Perikanan Budidaya.

Kedua, mendorong Penguatan Kelembagaan dan kemitraan usaha. Ditjen PB juga akan memfasilitasi kemungkinan kemitraan yang dapat dijalin antara kelompok pembudidaya dengan pihak swasta, BUMN maupun asosiasi pengusaha budidaya ikan laut seperti HIPILINDO (Himpunan Pembudidayaan Ikan Laut Indonesia) dan HIPIKERINDO (Himpunan Pembudidaya Ikan Kerapu Indonesia). Kemitraan ini penting untuk menjamin kemudahan akses terutama input produksi dan pasar.

Ketiga, fokus pada komoditas yang berbasis pasar. Komoditas budidaya laut akan diarahkan untuk jenis ikan yang berbasis pada keinginan dan tren pasar, sehingga mampu berdaya saing. Keempat, pembangunan dan perbaikan sarana prasarana dan infrastruktur. Ini juga akan didorong untuk menciptakan efisiensi produksi dan menjamin konektivitas yang efisien dari hulu ke hilir. “Kelima, menyediakan akses informasi teknologi. Langkah yang ditempuh yaitu dengan mendorong pelayanan akses informasi teknologi yang lebih mudah diterima masyarakat pembudidaya baik secara langsung melalui kegiatan bimtek, pendampingan dan penyuluhan maupun tidak langsung melalui media dan sarana lainnya,” ujar Slamet sebagaimana disalin dari keterangan pers, kemarin.

Terkait pemasaran, Perum Perindo telah menjajaki kerjasama dengan buyer di Hongkong, artinya permasalahan pasar tidak ada masalah. Intinya “Perindo akan memposisikan diri dalam memperkuat mata rantai bisnis marikultur baik di hulu (on farm), maupun bertindak sebagai penyangga di hilir (pasar)”, tambah Muhibuddin.

Disisi Lain diakui Yuliana, Wakil Ketua Hipilindo, komoditas ikan kerapu agak terkendala dengan masalah pasar, namun demikian pemberlakukan Permen KP No. 32/PERMEN-KP/2016 tentang perubahan atas peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup. Menurutnya, Hipilindo saat ini telah mampu melakukan diversifikasi komoditas yang berbasis pada kebutuhan pasar terutama pasar lokal yang kebutuhannya cukup tinggi. “Saat ini kami tidak melulu fokus pada ikan kerapu, tapi sudah melirik komoditas lain seperti ikan kakap, sehingga mampu meningkatkan posisi tawar”, tambah Yuliana.

Secara nasional perkembangan perikanan budidaya dalam kurung waktu 5 tahun menunjukkan tren yang positif dengan kenaikan rata-rata pertahun sebesar 15,24%, Kinerja positif produksi perikanan nasional dibarengi dengan nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) yang berada pada level cukup baik yaitu 106,56. Angka NTUPi yang melebihi 100 menunjukkan bahwa usaha budidaya dalam kategori cukup efisien. Capaian ini didorong oleh berbagai program Ditjen Perikanan Budidaya yang memberikan dampak positif diantaranya program gerakan ikan mandiri dan dukungan 100 juta benih yang berkontribusi meningkatkan nilai tambah margin keuntungan yang diraup para pembudidaya ikan.

Khusus tentang pakan mandiri Slamet menambahkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan SK tentang penetapan harga pakan mandiri, yaitu maksimal 6.000 /kg

untuk pakan tenggelam dan 7.000 /kg untuk pakan apung. “Ini penting agar harga pakan mampu dikendalikan dengan baik”, imbuh Slamet.

Mengenai rencana kebijakan tahun 2017 ini, Slamet menanggapi bahwa apa yang telah dicapai di Tahun 2016 akan dijadikan bahan rekomendasi kebijakan KKP ke depan yaitu untuk lebih mendorong pada peningkatan kapasitas usaha pembudidaya, tentunya melalui penciptaan efisiensi produksi budidaya. “Intinya kita optimis tahun ini perikanan budidaya akan lebih baik,” jelas Slamet.

KKP mengaku terus menjadikan bidang budidaya laut sebagai prioritas dalam kebijakan pembangunan perikanan budidaya nasional ke depan, mengingat besarnya potensi yang masih dapat dimanfaatkan, sehingga diharapkan akan mampu mendongkrak kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional. Kajian terbaru potensi kawasan perikanan budidaya menunjukkan total potensi indikatif lahan budidaya laut mencapai ± 12 juta hektar.

BERITA TERKAIT

Indonesia Buka Peluang Berkolaborasi untuk Percepat Transisi Energi

NERACA Paris – Dalam lawatannya ke Paris, Perancis, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menjadi pembicara kunci…

Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

NERACA Jakarta – Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan produk-produknya yang semakin berkualitas dan…

Indonesia Hasilkan 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Rp5 Triliun - DI HANNOVER MESSE 2024

NERACA Jerman – Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada…

BERITA LAINNYA DI Industri

Indonesia Buka Peluang Berkolaborasi untuk Percepat Transisi Energi

NERACA Paris – Dalam lawatannya ke Paris, Perancis, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menjadi pembicara kunci…

Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

NERACA Jakarta – Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan produk-produknya yang semakin berkualitas dan…

Indonesia Hasilkan 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Rp5 Triliun - DI HANNOVER MESSE 2024

NERACA Jerman – Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada…