Mewaspadai Kenaikan Harga Pokok

Oleh: Ahmad Wijaya

Harga sejumlah kebutuhan pokok yang beberapa bulan ini mengalami penaikan seperti perkiraan sebelumnya selama November 2016 memberikan andil terhadap terjadinya inflasi.

Cabai, bawang merah, dan beras belakangan memang menjadi komoditas yang menjadi sorotan pemerintah dan masyarakat karena harganya mengalami penaikan yang nyaris tak terkendali.

Harga cabai, misalnya, di sejumlah daerah bisa mencapai Rp50 ribu per kilogram, bahkan hingga Rp100 ribu/kg sehingga memaksa masyarakat harus merogoh kantong lebih dalam.

Pemerintah dinilai perlu mewaspadai penaikan harga beras kualitas medium yang pada bulan November 2016 naik rata-rata sebesar 0,77 persen di tingkat penggilingan dari Rp8.981,00/kg menjadi Rp9.050,00/kg.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan bahwa selain kenaikan harga rata-rata beras kualitas medium, harga beras kualitas rendah juga naik sebesar 0,40 persen menjadi Rp8.632,00/kg dan kualitas premium naik 1,37 persen menjadi Rp9.257,00/kg.

Desember 2016 perlu waspada harga beras naik. Sejauh ini, pelaku usaha tidak mengambil keuntungan yang tidak wajar.

Pada tingkat penggilingan, untuk harga rata-rata harga gabah kering panen juga meningkat 0,37 persen menjadi Rp4.660,00/kg. Sementara untuk gabah kering giling naik 0,23 persen menjadi Rp5.426,00/kg dan gabah kualitas rendah menjadi Rp4.225,00/kg atau naik 0,31 persen.

Sama halnya dengan tingkat penggilingan, pada tingkat petani rata-rata harga gabah kering panen Rp4.574,00/kg atau naik 0,41 persen. Harga gabah kering giling di tingkat yang sama tercatat Rp5.325,00/kg atau naik 0,26 persen dan gabah kualitas rendah naik 0,28 persen atau menjadi Rp4.122,00/kg.

Tercatat, harga tertinggi untuk gabah di tingkat petani mencapai Rp7.500,00/kg dan ditingkat penggilingan sebesar Rp7.550,00/kg. Sementara untuk yang terendah mencapai Rp3.300,00/kg di tingkat petani dan Rp3.475,00/kg di tingkat penggilingan.

Harga tertinggi di tingkat petani dan penggilingan berasal dari kualitas gabah kering panen varietas siam mayang di Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Sementara itu, untuk terendah berasal dari gabah kualitas rendah varietas IR64 dan mikongga yang terjadi di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Laporan Badan Pusat Statistik tersebut berdasarkan 1.571 transaksi penjualan gabah di 23 provinsi selama November 2016 yang didominasi transaksi gabah kering panen 67,60 persen, gabah kualitas rendah 20,24 persen, dan gabah kering giling 12,16 persen.

BPS juga mencatat salah satu komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,47 persen pada bulan November 2016 adalah cabai merah yang dalam periode ini mengalami gangguan pasokan.

Cabai merah rata-rata mengalami kenaikan harga 21,2 persen karena faktor cuaca. Intensitas hujan yang tinggi sehingga mengganggu produksi.

Komoditas itu mengalami kenaikan harga di sebanyak 76 kota karena faktor cuaca telah menyebabkan gagalnya panen dan menghambat distribusi komoditas tersebut di berbagai daerah sehingga berpengaruh terhadap inflasi.

Selain cabai merah, komoditas lain penyebab terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, tomat sayur, tarif pulsa ponsel, beras, bayam, kacang panjang, kangkung, cabai hijau, tomat buah, bawang putih, dan nasi dengan lauk.

Pemerintah berupaya menurunkan harga cabai dan bawang merah dengan melakukan operasi pasar. Harga rata-rata nasional bahan kebutuhan pokok masyarakat untuk cabai merah besar mengalami penaikan yang saat ini mencapai Rp53.280,00/kg.

"Pembicaraan dengan Kementerian Pertanian dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kita minta untuk melakukan langkah-langkah yang sifatnya operasi pasar," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan.

BUMN yang digandeng oleh Pemerintah dalam hal ini adalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Berdasarkan pernyataan Kementerian Pertanian, produksi cabai dalam negeri sesungguhnya masih mencukupi.

Operasi Pasar Tercatat, berdasarkan laman Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan harga rata-rata nasional cabai merah besar rata-rata Rp53.280,00/kg.

Cabai merah keriting Rp53.340,00/kg dan bawang merah Rp42.430,00/kg. Harga di beberapa wilayah lain, bahkan lebih tinggi daripada harga rata-rata nasional tersebut.

Selain rencana operasi pasar untuk komoditas cabai, pemerintah juga akan melakukan hal serupa untuk bawang merah. Skema yang dipergunakan adalah memberikan penugasan kepada PT PPI untuk menyerap hasil produksi petani dan segera didistribusikan ke wilayah-wilayah yang mengalami penaikan harga.

Beberapa waktu lalu, operasi pasar yang sudah dilakukan mengalami kendala. Komoditas cabai dan bawang merah yang dijual PT PPI jauh lebih rendah di bawah harga pasar, sehingga diborong oleh spekulan. Akibatnya, operasi pasar tersebut tidak mampu menurunkan harga di pasar konsumsi.

Kementerian Perdagangan akan melakukan pembicaraan dengan Kementerian Pertanian dan PT PPI, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian. Nantinya, Kementerian Pertanian akan memastikan wilayah-wilayah yang siap panen, kemudian akan diserap PT PPI untuk segera didistribusikan.

Kementerian Perdagangan mengarahkan untuk PT PPI (menjual) 5 persen sampai dengan 10 persen di bawah harga pasar. Jika harga 20 s.d. 30 persen, akan diborong spekulan.

Mskipun harga cabai dan bawang merah mengalami penaikan, sesungguhnya pasokan masih tersedia. Para petani enggan untuk melakukan panen karena adanya kendala cuaca dan menyebabkan komoditas tersebut lebih cepat membusuk.

Kementerian Pertanian melalui instrumen gabungan kelompok tani (gapoktan) akan memetakan wilayah mana saja yang bisa melakukan panen. Setelah pemetaan tersebut, PT PPI akan segera melakukan penyerapan dan distribusi. Operasi pasar kali ini masih berupa imbauan sehingga modal yang dipergunakan murni dari BUMN tersebut. (Ant.)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Lapang Dada

  Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik   Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…

Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global

  Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…

Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

    Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik   Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Lapang Dada

  Oleh : Arizka Dwi, Pemerhati Sosial Politik   Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan…

Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global

  Pengantar: Sebuah diskusi publik kalangan ekonom perempuan yang diselenggarakan Indef yang berlangsung di Jakarta, belum lama ini, menampilkan Pembicara:…

Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

    Oleh: Eva Kalyna Audrey, Analis Geopolitik   Kalangan pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan…