BI: Mutu Olahan Karet Sumsel Harus Ditingkatkan

BI: Mutu Olahan Karet Sumsel Harus Ditingkatkan

NERACA

Palembang - Mutu produk olahan karet asal Sumatera Selatan (Sumsel) harus ditingkatkan agar harga bisa lebih tinggi sekaligus memenangkan persaingan di pasar internasional.

Kepala Bank Indonesia (BI) Wilayah VII Sumatera Selatan Hamid Ponco mengatakan, peningkatan mutu olahan ini menjadi sesuatu yang mendesak mengingat kini muncul negara baru pengekspor karet yakni Vietnam, Myanmar, dan Thailand yang memiliki kualitas lebih baik."Petani harus didorong menghasilkan produk olahan karet yang bersih, karena selama ini produk asal Sumsel citranya kurang bagus, karena kotor. Padahal jika bisa lebih bersih maka harganya juga lebih tinggi," kata dia di Palembang, Sabtu (3/12).

Produk olahan karet petani kerap dicampur dengan kotoran seperti ranting pohon, daun, dan lainnya karena dianggap akan menambah berat bongkahan karet. Cara seperti ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun sehingga harga di tingkat petani tergolong rendah, karena pabrik pembeli harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membersihkannya.

Selain memperbaiki mutu olahan getah karet, petani juga harus mau meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan untuk keluar dari himpitan ekonomi akibat anjloknya harga jual."Pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini jangan membuat petani karet menyerah, tapi menjadi pelecut untuk maju. Sebenarnya, ini saat yang tepat mulai membuat produk yang memiliki nilai tambah, atau tidak sebatas menjual bongkahan olahan getah saja selama puluhan tahun," ujar dia.

Ia mengatakan, petani karet di Sumsel dapat mencontoh petani karet di Jambi yang mampu membuat bongkahan olahan getah menjadi berbentuk lembaran."Dengan diolah sekitar dua pekan, bongkahan karet yang harganya hanya Rp4.000 hingga Rp5.000 per kg saat ini bisa menjadi Rp15.000 per kg jika sudah diolah berbentuk lembaran," kata dia.

Menurut dia, pola ini dapat dijadikan solusi dibandingkan berdiam diri menanti perekonomian dunia membaik seperti yang terjadi di tahun 2011.

Riset Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan belum lama ini memunculkan 10 produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang layak dikembangkan dalam lima tahun ke depan.

Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah VII Sumatera Selatan, Hari Widodo mengatakan, sepuluh produk unggulan tersebut yakni pertanian padi sawah, toko kelontong dan manisan, penggilingan padi, perkebunan karet, budidaya ikan lele, penggalian pasir, budidaya ikan patin, koperasi simpan pinjam, rumah makan padang, dan klinik kesehatan terpadu.

"Riset BI ini telah disebarluaskan ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel, dan diharapkan dapat dijadikan acuan para pengambil kebijakan terkait pengembangan sektor UMKM," kata Hari seusai diseminasi hasil penelitian ke sejumlah pemangku kepentingan, di Palembang, Kamis (1/12). 

Ia mengatakan, pengembangan sektor UMKM ini patut menjadi perhatian para pengambil kebijakan yakni dalam hal ini pemerintah daerah karena terbukti tidak rentan krisis, berkontribusi pada PDB nasional sebesar 60,3 persen, dan memiliki pelaku usaha mencapai 3 juta orang di Sumsel. Jika suatu daerah sudah benar-benar memahami profil dan potensi daerahnya masing-masing, maka dipastikan akan membuat suatu keputusan yang tepat sasaran terkait pengembangan sektor UMKM ini.

Salah satunya yang menjadi sorotan BI dari hasil riset ini yakni sektor perkebunan karet sejak lama telah menjadi urat nadi perekonomian Sumsel. Pada riset sebelumnya tahun 2011, BI telah mencantumkan bahwa sektor perkebunan karet menjadi unggulan di Sumsel, demikian juga pada riset terbaru ini. Ant

 

BERITA TERKAIT

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…