DONALD TRUMP TERPILIH JADI PRESIDEN AS KE-45 - Ekonomi Dunia Terdampak Negatif

Jakarta – Setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45 menyisihkan rivalnya Hillary Clinton, kondisi perekonomian dunia serentak terhuyung dampak negatif. Mayoritas saham di berbagai bursa saham internasional menukik turun termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia meluncur anjlok 56,36 poin (1,03%) menjadi 5.414 pada penutupan kemarin (9/11).

NERACA

Tidak hanya itu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin juga ditutup turun 43 poin atau turun 0,32% ke level Rp 13.127 per US$, lebih rendah dibanding Selasa (8/11) tercatat Rp 13.084 per US$.

Kondisi bursa Wall Street, AS, jelang pengumuman hasil voting yang mencerminkan keunggulan Trump atas Clinton terus meluncur turun. Indeks NYSE Composite turun 0,91%,  S&P500 turun 0,66%, dan Nasdaq Composite Index turun 1,87%.

Situasi di belahan bumi lainnya seperti mayoritas indeks saham di Eropa juga bergerak melemah. Meski indeks FTSE100 di Inggris naik 0,02%, indeks DAX di Jerman turun 0,87% dan indeks CAC di Perancis turun 0,82%.  

Kecuali di Korea Selatan, mayoritas indeks saham Asia bergerak melemah. Seperti indeks Nikkei225 di Jepang yang turun sebesar 5,36%. Dolar AS terpeleset turun 3% ke 102,02 yen, sementara euro naik 1,5% ke 1,119 euro per US$.

Selain harga saham dan nilai mata uang, harga minyak dunia pun langsung melemah, setelah Trump dipastikan menjadi presiden terpilih Amerika Serika hasil penghitungan cepat. Kondisi ini dianggap semakin memperparah kondisi pasar setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) pada Juni lalu.

Harga minyak mentah future West Texas Intermediate (WTI) CLc1 melemah menjadi US$43,07 per barel, atau turun 4% dibanding penutupan Selasa (7/11). Angka ini menjadi harga terendah sejak September lalu. Sementara itu, harga future Brent LCOc1 turun 1,7% di posisi US$45,26 per barel.

Aktivitas perdagangan minyak mentah di Eropa dan Asia semakin meningkat, seiring kekalahan calon Presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton yang tidak terduga. Wall Street melihat Hillary Clinton, kandidat presiden dari Partai Demokrat, sebagai status quo yang membawa stabilitas ke pasar. Sementara itu, Trump memiliki pandangan luar negeri yang membawa ketidakpastian pada kebijakan perdagangan dan ketidakpastian.

Jangka Pendek

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dampak positif maupun negatif yang akan datang ke Indonesia akibat dari Pilpres Amerika Serikat hanya akan berlangsung singkat. "Paling jangka pendek saja, tergantung siapa yang menang," ujarnya seperti dikutip laman cnnindonesia.com, Rabu (9/11)

Meski demikian, Darmin menilai kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS akan diikuti dengan keinginan bank sentral AS (The Fed) menahan kenaikan suku bunga acuannya di akhir tahun. "Saya tak yakin (The Fed) berani (menaikkan suku bunga) kalau situasi atau reaksi pasar tidak bagus," ujarnya. Kemenangan Trump dalam hitung cepat memang mengejutkan pelaku pasar yang sebelumnya meyakini bahwa Hillary Clinton bakal unggul.

Menurut Darmin, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya jika kondisi ekonomi AS membaik. "Ukuran membaiknya apa? Pertumbuhan ekonominya, tingkat pengangguran, dan inflasi," katanya.

Lebih lanjut menurut dia, pemerintah akan terus menjaga fundamental perekonomian Indonesia. Hal itu dilakukan untuk meredam efek gejolak pasar global dari sentimen negatif atas terpilihnya kandidat Partai Republik itu. "Tentu saja market bisa bereaksi sementara. Kita yang penting menjaga fundamental ekonomi yang sudah baik," ujarnya.

Darmin mengatakan, pemerintah tidak memiliki kekhawatiran khusus atas terpilihnya Trump. Namun, pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan terus waspada melihat perkembangan pasar. "Ya (kemenangan Trump) sesuatu yang cukup mengejutkan, tetapi kami menganggap tidak ada yang betul-betul mengkhawatirkan. Meski demikian, kita tetap waspada," tutur dia.

Pada bagian lain, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan kemenangan Donald Trump, calon presiden Partai Republik, mengacu hasil hitung cepat lembaga survei di Amerika Serikat, memberi ketidakpastian terhadap sektor perdagangan sawit dan produk turunan antara Indonesia-AS.

Memang, hingga saat ini, Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan bilang, belum bisa menakar dampak perdagangan sawit antara kedua negara. “Saya masih belum tahu, karena masih banyak ketidakpastian untuk perdagangan hasil sawit antara Amerikan dan Indonesia,” ujarnya.

Ketidakpastian ini, lanjut Fadhil, terlihat dari janji atau pandangan Trump yang bisa saja berubah dari masa kampanye hingga duduk di kursi presiden. Namun demikian, ia mensinyalir, ekspor biodiesel yang selama ini cukup besar dari Indonesia ke AS bisa berkurang prioritasnya saat Trump memimpin AS.

Di masa kampanye, Trump menyebutkan, akan menggenjot produksi minyak domestik di AS dan membatalkan konsentrasi pemerintah terhadap penjagaan lingkungan. Hal ini justru terbalik dengan apa yang diprioritaskan pesaingnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

"Kalau Clinton lebih mengarah kepada pemanfaatan energi baru terbarukan, seperti biofuel. Sementara, Trump fokus menggenjot produksi minyak Amerika. Ini kontras sekali antara keduanya dari sisi kebijakan energi," ujar Fadhil.

Meski begitu, ketidakpastian terhadap realisasi nilai perdagangan antara Indonesia-AS, Fadhil menilai bahwa Amerika merupakan negara yang terbuka. Ditambah dengan ketidakpastian kebijakan yang akan diambil oleh taipan properti tersebut membuat imbas ketidakpastian semakin menguat.

Sementara itu, Gapki mencatat, ekspor hasil sawit Indonesia selama dua tahun terakhir cukup besar ke Amerika, di samping ekspor ke India, China, dan negara Uni Eropa yang tetap mengalami pertumbuhan.

Gapki menyebutkan, per Agustus 2016 lalu, total eskpor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia meningkat menjadi 1,93 juta ton akibat kenaikan permintaan dari Amerika.

Berbeda dengan pandangan Gapki, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai hasil hitung cepat pemilihan presiden AS yang memenangkan Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, tidak akan memengaruhi industri dalam negeri secara langsung.

"Industri tidak terpengaruh secara langsung, karena yang terpengaruh secara langsung adalah pasar modal," ujarnya kemarin.

Menurut dia, dampak terpilihnya Trump lebih terasa dalam jangka pendek. Hal ini terlihat dari fluktuasi pasar modal. Sementara, pengembangan industri membutuhkan waktu jangka panjang dan lebih memperhatikan fundamental perekonomian dalam negeri.

Lebih lanjut Airlangga mengatakan, kemenangan Donald Trump tidak menutup peluang Indonesia untuk bergabung ke dalam blok Kemitraan Trans Pasifik atau Trans Pasific Partnership (TPP).

Hal itu dilakukan agar daya saing produk industri manufaktur Indonesia, terutama tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki, bisa bersaing dengan Vietnam.

Saat ini, produk Indonesia masih terkena hambatan tarif. Sementara, Vietnam bisa menikmati tarif lebih rendah yang membuat harga produknya menjadi 5-10 persen lebih murah dibandingkan produk Indonesia.

Di sisi lain, arah kampanye Trump menunjukkan sikap konservatif dan proteksionis terkait kebijakan perdagangan internasional. Hal ini berpotensi menghambat upaya Indonesia untuk bergabung. "Kita lihat saja, biasanya kan berbeda antara periode kampanye dan periode pada saat menjabat. Kita lihat lagi perkembangannya ," katanya.

Direktur Eksekutif Indef  Enny Sri Hartati menuturkan, kampanye kandidat negara maju biasanya diimplementasikan dalam program kerja. Dengan demikian, bukan tidak mungkin AS tidak lagi mendukung TPP.

"Terkait percaturan perdagangan internasional, memang Trump mengikuti paham proteksionisme. Jadi, memang bukan tidak mungkin TPP dan segala macam akan direvisi. Bisa jadi, Amerika yang tadinya sangat getol untuk meng-goal-kan TPP, malah mundur," ujarnya.

Perlu diketahui, TPP merupakan blok kemitraan dagang yang telah diratifikasi oleh Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, AS dan Vietnam. Dalam kerangka ini, negara yang tergabung di dalamnya menerapkan perdagangan bebas tarif yang mendorong liberalisasi perdagangan. bari/mohar/fba

 

 

BERITA TERKAIT

MIGRANT CARE MENILAI ATURAN BARU MEREPOTKAN - YLKI Pertanyakan Permendag No. 7/2024

Jakarta-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan alasan dibalik berubahnya peraturan yang dirilis Kementerian Perdagangan terkait barang bawaan Pekerja Migran Indonesia…

PRESIDEN JOKOWI: - Anggaran Jangan Banyak Dipakai Rapat dan Studi Banding

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan kepada kepala daerah agar tidak menggunakan anggaran untuk agenda rapat dan…

BPS MENGUNGKAPKAN: - Pertumbuhan Kuartal I Tembus 5,11 Persen

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024 ini. Adapun penopang utama pertumbuhan ekonomi…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MIGRANT CARE MENILAI ATURAN BARU MEREPOTKAN - YLKI Pertanyakan Permendag No. 7/2024

Jakarta-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan alasan dibalik berubahnya peraturan yang dirilis Kementerian Perdagangan terkait barang bawaan Pekerja Migran Indonesia…

PRESIDEN JOKOWI: - Anggaran Jangan Banyak Dipakai Rapat dan Studi Banding

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan kepada kepala daerah agar tidak menggunakan anggaran untuk agenda rapat dan…

BPS MENGUNGKAPKAN: - Pertumbuhan Kuartal I Tembus 5,11 Persen

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen di kuartal I-2024 ini. Adapun penopang utama pertumbuhan ekonomi…