Sampoerna Raup Pendapatan Rp 30,3 Triliun

NERACA

Jakarta - Emiten produsen rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) atau Sampoerna membukukukan pendapatan bersih selama sembilan bulan pertama di 2016 sebesar Rp31,8 triliun. Adapun perolehan itu mengalami kenaikan sebanyak 4,9% dibandingkan dengan periode yang sama di 2015 sebesar Rp30,3 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (24/10).

Kata Presiden Direktur Sampoerna, Paul Janelle, selama kuartal III-2016, pangsa pasar Sampoerna mencapai 34,5% meningkat 0,4% dari pangsa pasar di kuartal II-2016. Pertumbuhan pangsa pasar ini didorong oleh kinerja yang kuat di segmen sigaret kretek mesin full flavor.”Walaupun saat ini industri tengah berada dalam situasi yang sulit, kami yakin bahwa kami akan melanjutkan keberhasilan kami melalui portofolio merek yang kuat, yang mencakup sejumlah merek andalan kami, A Mild, Dji Sam Soe, dan Marlboro,"ujar Paul Janelle.

Selain itu, lanjutnya, perseroan sudah mengantisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar satu sampai dua persen di 2016 yang terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15%. Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10% yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017.

Beban ini diperkirakan akan mengakibatkan kinerja segmen sigaret kretek tangan terus menurun, seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada kuartal III-2016, pangsa pasar Sampoerna di segmen sigaret kretek tangan mengalami penurunan 0,8% dari periode yang sama di 2015 menjadi 6,6%.”Kami melakukan sejumlah upaya untuk menahan laju penurunan di segmen ini, termasuk melakukan inovasi guna meningkatkan mutu merek Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek, menawarkan harga yang bersaing untuk produk sigaret kretek tangan kami, dan berinvestasi pada merek melalui dukungan pemasaran dan penjualan," kata Paul.

Belum lama ini, perseroan meluncurkan konsep sistem prroduksi terpadu. Dimana Sampoerna melalui para pemasoknya memperkenalkan dan menerapkan sistem produksi tembakau yang produktif, berdaya saing, efisien, sekaligus menjaga dan meningkatkan kondisi lingkungan. Salah satu contohnya melalui program efisiensi pengeringan, penggunaan biomassa alternatif, program reforestasi serta penanaman bambu yang berkesinambungan, serta program daur ulang CPA.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…