Teknologi Chip di Kartu Debet Berikan Kenyamanan

 

 

NERACA

 

Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas memastikan penggunaan teknologi chip pada kartu debet akan memberikan kenyamanan dan perlindungan kepada masyarakat karena sistem yang digunakan akan lebih aman. "Kalau menggunakan chip pasti lebih aman karena waktu diterapkan untuk kartu kredit, 'fraud'nya langsung turun,'" kata Ronald seperti dikutip laman Antara, kemarin.

Ronald menjelaskan penggunaan teknologi chip merupakan bagian dari kebijakan untuk pemenuhan standar keamanan transaksi nontunai, meski kemungkinan kejahatan perbankan masih bisa mengintai para konsumen. "Makanya kami segera transformasi ke chip. Pembobolan biasanya terjadi di negara yang tidak pakai chip. Tapi ini bukan berarti saya bilang menggunakan chip, kemudian tidak ada kejahatan," katanya.

Ronald juga memastikan program penggunaan chip pada kartu debet akan berlangsung secara bertahap hingga 31 Desember 2021, untuk mencegah para produsen kartu mengenakan biaya pencetakan yang tinggi kepada perbankan. "Pengguna kartu debet sekarang 140 juta, kalau itu dialihkan, semua kartu harus ganti dalam dua tahun, berarti dalam setahun dicetak 70 juta dan per bulan enam juta kartu. Yang pesta pora, produsen kartu. Mereka bisa 'charge' bank di harga tinggi," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Eni V Panggabean mengatakan 80 persen dari keseluruhan bank di Indonesia sudah siap menerapkan teknologi chip pada kartu debet.

Ia menjelaskan penerapan teknologi chip secara bertahap ini sebagai bagian dari langkah penerapan Standar Nasional Kartu ATM/Debet yang harus menggunakan chip dan PIN enam digit, pada 31 Desember 2021. "Teknologi chip untuk mengutamakan keamanan transaksi dari tindakan 'skimming'. Sedangkan enam digit, juga untuk memitigasi upaya pembobolan, atau mencegah pencurian dana jika kartu hilang, ini adalah standar terbaik internasional," ujar Eni.

Untuk menerapkan sistem pembayaran dengan chip dan pin enam digit, Bank Indonesia telah melakukan evaluasi secara berkala kepada bank dan juga industri pendukung lainnya menuju implementasi Standar Nasional Kartu ATM/Debit. Eni menambahkan hingga saat ini sebanyak 80 persen dari total mesin anjungan tunai mandiri (ATM) telah menggunakan teknologi chip.

Selain itu, sebanyak 27 persen dari total ATM telah dipasang (roll-out) sistem pembaca kartu ATM/Debet chip sesuai National Standard of Indonesia Chip Card Specification (NSICCS). Sedangkan untuk mesin Perekam Data Elektronik (Electronic Data Capture/EDC), hampir semuanya sudah memiliki teknologi chip.

Sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia telah membagi empat fase untuk migrasi teknologi chip pada kartu debet. Empat fase itu adalah 30 persen kartu debet harus berstandar chip di tahun 2019, 50 persen kartu harus berstandar chip pada tahun 2020, kemudian 80 persen kartu harus berstandar chip di Januari 2021, dan 100 persen kartu harus berstandar chip pada Desember 2021.

Sebelumnya, Visa dan Master telah mengenalkan standar global kartu debit chip bernama Europay MasterCard Visa (EMV). Standar ini akan dipakai Amerika Serikat (AS), India, Cina, Jepang, dan Thailand pada 2017 yang diawali oleh negara-negara lain pada 2015. Sebagian bank telah menyiapkan diri untuk pemakaian chip pada kartu debitnya, seperti Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI). Bank Mandiri akan memberlakukan ini bagi 16 juta kartu debit secara bertahap mulai 2016 yang didahului bagi pemegang kartu tingkatan teratas.

Biaya yang digelontorkan Bank Mandiri untuk penerapan chip pada kartu debit sebesar US$32 juta atau US$2 per kartu. Nilai ini berbeda dengan BNI yakni Rp.9000-Rp.10.000 per kartu untuk 15.000 kartu debitnya. Sebelum implementasi chip pada kartu debit, proses diawali dengan perubahan PIN dari empat digit menjadi enam digit paling lambat 31 Desember 2015. Meskipun sebanyak 10.000 kombinasi bisa dipakai bagi PIN 4 digit, tetapi Bank Mandiri tetap mengubahnya menjadi 6 digit.

“Semakin panjang PIN, semakin sulit orang menebaknya, walaupun tiga kali salah memasukkan PIN, langsung diblokir,” kata Pengamat Keamanan Siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha. Sebelum implementasi kartu debit ber-chip, didahului dengan card management. Langkah ini dilanjutkan terhadap front end seperti terminal ATM, yakni apakah perangkat sudah bisa membaca teknologi ini dengan peranti lunak yang tepat.

“Sebagian mesin ATM dan mesin EDC tidak perlu diganti card reader, karena merupakan generasi belakangan yang sudah bisa membaca kartu chip,” ucap Nugraha. Saat ini terdapat 96,9 ribu unit mesin ATM dan 960,3 ribu unit mesin EDC yang dipakai untuk transaksi. Dari jumlah itu sebanyak 15.454 unit mesin ATM telah diganti Bank Mandiri dengan teknologi chip sejak 2013 dan BNI terhadap 4.500 dari 15.000 unit ATM-nya.

 

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…