Perbanyak Emiten di Pasar Modal - Perusahaan di Bali Didorong Go Public

NERACA

Denpasar- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Bali dan Nusa Tenggara mendorong perusahaan di Pulau Dewata untuk memanfaatkan pasar modal sehingga dapat menambah sumber dana. Kepala Bagian Pengawasan Pasar Modal OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Ferdinand Sukatendel menjelaskan, dorongan itu diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor ataupun emiten di Bali karena jumlahnya masih minim.”Minimnya pemahaman perusahaan tentang skenario 'fund raising' melalui pasar modal hingga saat ini baru tiga emiten di Bali yang melakukan IPO (penawaran saham perdana) di pasar modal," katanya di Denpasar, Kamis (25/8).

Dia menjelaskan bahwa pasar modal memiliki manfaat untuk menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan. Sedangkan bagi investor, pasar modal menjadi wahana investasi dan mengontrol kebijakan perusahaan. Kemudian bagi perekonomian secara umum, pasar modal dapat mendorong penerimaan pajak, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mendorong penerapan tata kelola pemerintahan oleh pelaku ekonomi secara menyeluruh.

Untuk meningkatkan jumlah investor dan emiten di Bali, pihaknya telah mengeluarkan aturan nomor 24/POJK.04/2016 tentang agen perantara pedagang efek yang membuka kesempatan bagi pihak lain menjadi agen perantara efek dengan melakukan kerja sama dengan perantara pedagang efek melakukan penawaran kepada masyarakat.

Adanya aturan tersebut dapat menjawab minimnya sumber daya manusia bidang pasar modal yang memiliki lisensi menjadi hambatan untuk ekspansi kantor cabang perusahaan efek serta pemasaran produk pasar modal kepada calon investor. Selain itu pihaknya juga kerap melakukan sosialisasi produk pasar modal kepada masyarakat atau calon investor, melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, asosiasi atau komunitas bisnis, bursa efek Indonesia dan emiten.”Sosialisasi 'go public' kepada perusahaan potensial, Kadin dan Pemda juga kami lakukan,"ujar Ferdinand.

OJK mencatat data pasar modal di Bali masih lebih "hidup" dibandingkan dua provinsi lain yakni NTB dan NTT karena di dua provinsi tersebut tidak ada data pasar modal. Saat ini tiga perusahaan di Bali melantai di bursa, kantor pusat perusahaan efek sebanyak satu unit, kantor cabang (15), wakil perantara pedagang efek (30), wakil manajer investasi (1), wakil agen penjual efek reksa dana (62) dengan jumlah notaris (47) dan konsultan hukum (3).

Hingga Juli 2016, jumlah investor saham di Bali mencapai 9.334 orang atau tumbuh 1.379 investor dibandingkan tahun sebelumnya.(ant/bani)

BERITA TERKAIT

SakuraLand Tawarkan Hunian Terjangkau, Berkualitas dan Strategis

Masih tingginya angka backlog perumahan menjadi terbuka potensi pertumbuhan pasar properti. Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023,…

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…

Jasa Marga Cetak Laba Bersih Rp585,92 Miliar

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) meraup laba bersih sebesar Rp585,92 miliar. Jumlah tersebut…