Keyakinan Bank Capai Pertumbuhan Kredit Double Digit

 

 

NERACA

 

Jakarta – Bank Indonesia (BI) telah merevisi target pertumbuhan kredit pada tahun ini jadi single digit yang sebelumnya double digit. Namun begitu, PT. Bank Mandiri Persero Tbk meyakini kredit perseroan masih dapat tumbuh di rentang 10-12 persen, di tengah langkah Bank Indonesia yang menurunkan proyeksinya untuk pertumbuhan kredit perbankan menjadi 7-9 persen.

Direktur Finansial dan Treasuri Bank Mandiri, Pahala Mansury, di Jakarta, Rabu (24/8), mengungkapkan keyakinannya itu berdasarkan realisasi pertumuhan kredit yang hingga Juli 2016 mencapai 10,5 persen. "Tren di sisa tahun masih akan naik, kami lihat target pertumbuhan 10-12 persen masih relevan," ujarnya sesuai paparan publik penerbitan umum obligasi berkelanjutan I Tahap I Bank Mandiri.

Emiten bersandi BMRI itu, di sisa tahun, ingin mendongkrak saluran kredit infrastruktur, sejalan dengan diperolehnya pendanaan dari penerbitan obligasi berkelanjutan I sebesar Rp5 triliun. Pahala meyakini dengan tambahan pendanaan tersebut, kredit infrastruktur Mandiri dapat tumbuh 20 persen (year on year/YOY). Pada semester I 2016 penyaluran kredit Mandiri sebesar Rp610,9 triliun atau tumbuh 10,5 persen. Saluran kredit tersebut menyumbang pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Rp24,2 triliun atau tumbuh 8,9 persen (yoy).

Namun laba Mandiri turun 28,7 persen di semester I, karena naiknya biaya pencadangan menjadi Rp9,9 triliun dari Rp4 triliun, untuk memitigasi membengkaknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Di paruh pertama 2016 NPL Mandiri naik menjadi 3,86 persen (gross) dari 2,43 persen. Sekretaris Perusahaan Mandiri Rohan Hafas sebelumnya mengatakan kualitas saluran kredit Mandiri akan membaik, karena pemulihan di sektor kredit komersial.

Meskipun, proyeksi pertumbuhan kredit diturunkan, namun BI melihat ruang perbankan untuk menggenjot kreditnya masih terbuka lebar. Proyeksi BI yang cenderung pesimistis RDG trwulanan 19 Agustus 2016 lalu itu karena realisasi pertumbuhan kredit secara tahun berjalan (Januari-Juli 2016) yang di bawah 3 persen. "Tentunya perbankan juga melihat bagaimana prospek ekonomi ke depan, dan ini tentu saja yang akan kita pantau ke depan. Dengan ekonomi yang lebih baik akan mendorong prospek ekonomi dan kredit, kemudian ada relaksasi LTV dan likuiditas yang longgar," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, kinerja bank pada Agustus 2016 sudah membaik ditunjukkan dengan kredit yang sudah mencapai angka 9% sampai 10%. Memang, Muliaman menjelaskan kinerja bank pernah mencapai titik rendah pada Mei 2016 disebabkan karena NPL yang mendaki di angka 3,1%. “Namun sekarang semua indikator seperti kredit, DPK, dan NPL sudah membaik,” ujar Muliaman.

Ia mengatakan, beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan kredit perbankan pada akhir tahun diantaranya adalah insentif Loan to Value (LtV) yang dikeluaran BI. Hal ini diprediksi bisa membangkitkan bisnis properti yang sempat loyo. Dorongan pertumbuhan kredit, menurut Muliaman juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas kredit. Hal ini dilihat dari proses restrukturisasi kredit yang sudah dilakukan di beberapa sektor berisiko seperti tambang. Selain itu, OJK juga mendorong bank untuk membuat rencana aksi bagaimana cara menurunkan NPL. Rencana aksi tersebut menurut Muliaman harus dicantumkan dalam RBB bank.

PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan kredit pada semester 1 2016 sebesar 23,72% yoy. Pertumbuhan kredit ini utamanya dikontribusikan dari bisnis internasional bisnis, bisnis banking, dan konsumer. “Pada semester II, startegi kami adalah fokus ke infrastruktur dan manufaktur dan agribisnis,” ujar Herry Sidharta.

Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan untuk semester II, kredit yang berkaitan dengan perumahan seperti konstruksi, KPR subsidi dan non subsidi masih akan menjadi penopang pertumbuhan kredit semester II 2016. “Tidak ada revisi target kredit di RBB, target pertumbuhan kredit yg tinggi kami karena market kami adalah MBR yang masih berpotensi tumbuh,” ujar Iman.

 

BERITA TERKAIT

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif Di Kuartal I

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif fi Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak…

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank)…

Indonesia Re Dorong Adanya Ahli Business Interruption di Asuransi Properti

  NERACA Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong adanya ahli atau expertise di bidang business interruption (BI) pada asuransi…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif Di Kuartal I

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif fi Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak…

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank)…

Indonesia Re Dorong Adanya Ahli Business Interruption di Asuransi Properti

  NERACA Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong adanya ahli atau expertise di bidang business interruption (BI) pada asuransi…