LPS Tahan Suku Bunga

 

 

NERACA

 

Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menahan suku bunga penjaminan untuk simpanan berdenominasi rupiah di bank umum sebesar 6,75 persen, valuta asing sebesar 0,75 persen dan simpanan rupiah di Bank Prekreditan Rakyat sebesar 9,25 persen periode 24 Juni hingga 14 September 2016. "Ini sejalan dengan perkembangan terkini suku bunga simpanan perbankan dalam rupiah dan valas, di tengah stabilitas ekonomi makro dan kondisi likuiditas perbankan yang tetap terjaga," kata Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho di Jakarta, Rabu (27/7).

Samsu menjelaskan, sesuai ketentuan LPS, apabila suku bunga simpanan yang diperjanjikan antara bank dengan nasabah penyimpan melebihi Tingkat Bunga Penjaminan simpanan, maka simpanan nasabah dimaksud menjadi tidak dijamin. Berkenaan dengan hal tersebut, bank diharuskan untuk memberitahukan kepada nasabah penyimpan mengenai Tingkat Bunga Penjaminan simpanan yang berlaku dengan menempatkan informasi dimaksud pada tempat yang mudah diketahui oleh nasabah penyimpan.

Sejalan dengan tujuan untuk melindungi nasabah dan memperluas cakupan tingkat bunga penjaminan, LPS mengimbau agar perbankan lebih memperhatikan ketentuan tingkat bunga penjaminan simpanan dalam rangka penghimpunan dana. Dalam menjalankan usahanya, bank hendaknya memperhatikan kondisi likuiditas ke depan. "Dengan demikian, bank diharapkan dapat mematuhi ketentuan pengelolaan likuiditas perekonomian oleh Bank Indonesia, serta pengaturan dan pengawasan perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan," tuturnya.

Sebelumnya, masih pada tahun ini, LPS telah menurunkan Tingkat Bunga Penjaminan sebanyak tiga kali. Pada awal Juni, LPS menurunkan bunga penjaminan 25 basis poin menjadi 6,75 persen, setelah penurunan dengan dosis yang sama Mei dan Maret 2016.

Disisi lain, Federal Reserve AS pada Rabu juga mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah. Atas keputusan tersebut menegaskan bahwa bank sentral terus memantau secara cermat indikator-indikator inflasi serta perkembangan ekonomi dan keuangan global.

"Risiko-risiko jangka pendek terhadap prospek ekonomi telah berkurang," kata Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan moneter dua hari, yang dilansir laman Antara, kemarin. Ekspresi baru ini mungkin menunjukkan bahwa kondisi-kondisi semakin menguntungkan untuk kenaikan suku bunga berikutnya di waktu mendatang.

Para pejabat Fed memberikan deskripsi ekonomi yang lebih positif. Ada beberapa peningkatan penggunaan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang sehat meskipun terjadi penurunan pada April dan Mei. Pengeluaran rumah tangga telah tumbuh "dengan kuat." Inflasi terus berjalan di bawah target Fed dua persen, kekhawatiran utama bagi para pejabat Fed. Tetapi mereka memperkirakan inflasi naik ke target dalam jangka menengah, karena dampak sementara dari penurunan masa lalu dalam harga energi dan impor menghilang serta pasar tenaga kerja terus menguat.

Sementara para pembuat kebijakan Fed mengatakan mereka terus memonitor data inflasi serta perkembangan ekonomi dan keuangan global, peningkatan lapangan kerja dan konsumsi mengurangi kekhawatiran para pejabat Fed atas risiko-risiko jangka pendek perekonomian.

The Fed menaikkan kisaran targetnya untuk suku bunga federal fund menjadi 0,25 persen hingga 0,5 persen pada Desember tahun lalu, kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade, menandai akhir dari sebuah era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa.

 

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…