Penduduk Miskin di Banten Berkurang

Penduduk Miskin di Banten Berkurang 

NERACA

Serang - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten berkurang 32,56 ribu orang (-4,71 persen) pada Maret 2016 dibandingkan posisi September 2015, dari 690,67 ribu orang menjadi 658,11 ribu orang.

“Menurunnya penduduk miskin di provinsi paling barat Pulau Jawa ini disebabkan beberapa faktor antara lain inflasi umum September 2015-Maret 2016 sebesar 2,08 persen lebih rendah dibandingkan dengan inflasi umum Maret-September 2015 yang mencapai 3,55 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa (19/7).

Faktor lainnya, kata Soebeno yang akrab dipanggil Beno, adalah pertumbuhan ekonomi Banten triwulan I 2016 yang mencapai 5,15 persen, yang menggambarkan bahwa sektor perekonomian di Banten berjalan dengan baik sehingga juga berpengaruh terhadap peningkatan lapangan kerja.

Peningkatan upah riil buruh bangunan sebesar 3,16 persen (dari Rp59.219 pada September 2015 menjadi Rp61.094 pada Maret 2016 juga penyebab jumlah penduduk miskin menurun di Banten.

Didukung pula oleh meningkatnya upah riil pembantu rumah tangga sebesar 2,20 persen pada periode sama (Rp399.853 menjadi Rp408.630), serta tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 cukup rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu 7,95 persen.

Beno juga menjelaskan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan keadaan September 2015, yaitu dari 5,11 persen menjadi 4,51 persen pada Maret 2016.

Sementara itu, persentase kemiskinan di perdesaan justru mengalami peningkatan sebesar 0,33 poin yaitu dari 7,12 persen pada September 2015 menjadi 7,45 persen pada Maret 2016.

Selama periode September 2015-Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami peningkatan.

Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 41,85 ribu orang (dari 418,95 ribu pada September 2015 menjadi 377,10 ribu pada Maret 2016) dan di daerah perdesaan bertambah 9,30 ribu orang (dari 271,71 ribu pada September 2015 menjadi 281,01 ribu orang pada Maret 2016).

Peningkatan angka kemiskinan di perdesaan, menurut Beno, faktor penyebabnya adalah upah riil buruh tani yang meningkat tidak signifikan dari Rp32.570 pada September 2015 menjadi Rp32.858 pada Maret 2016 dan Penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2016 dibandingkan September 2015 dari 104,84 menjadi 104,74.

Selain itu, rata-rata gabah di tingkat petani baik Gabah Kering Giling (GKG), Gabah Kering Panen (GKP) maupun gabah kualitas rendah mengalami penurunan pada periode September 2015-Maret 2016, yaitu GKG dari 4.950 menjadi Rp4.777, harga GKP dari Rp4.772 menjadi Rp4.410 dan harga gabah kualitas rendah dari Rp4.634 menjadi Rp4.114 Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2016, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan tercatat sebesar 70,95 persen sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi September 2015 yang sebesar 70,29 persen.

Ia mengatakan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras dan mie instan.

Sedangkan lima komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan dan perdesaan sama, yaitu biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. Ant

 

BERITA TERKAIT

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

Raih Award Pembangunan Ekonomi Daerah 2024: - Kota Depok Terbaik Indonesia Turunkan Kemiskinan

NERACA Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memasuki usia hari jadinya ke-25 pada 27 April 2024, kembali meraih prestasi spektakuler…