Manfaatkan Potensi Pasar - KKP Minta Pengusaha Lokal Garap Perikanan Timur Tengah

NERACA

Tangerang - Direktur Akses Pasar dan Promosi, Direkorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Innes Rahmania, menyerukan agar pengusaha ikan dalam negeri segera menggarap potensi pasar perikanan yang sangat besar di negara-negara Timur Tengah.

“Memang saat ini sudah ada pengusaha yang sudah masuk dan mulai ekspansi dan membuka pasar di sana, tapi masih relative kecil dibandingkan dengan permintaan dan pangsa pasarnya yang luas disana. Maka dari itu, pengusaha silahkan masuk sebelum diambil oleh negara lain,” kata Innes kepada wartawan, saat melakukan safari Ramadhan di Pondok Pesantren Sabiluna, di Tangerang, akhir pekan kemarin.

Potensi pasar ikan disana yang bisa digarap sangat luas, salah satunya adalah ikan patin, dan ikan tawar lainnya. Dan produksi ikan tawar kita sangat berlimpah. Makanya ini kesempatan untuk kita untuk bisa menguasai pasar ikan terutama ikan tawar di sana. “Budidaya ikan tawar kita kan sangat melimpah, dan ini kesempatan emas kita bisa membuka pasar ikan tawar disana,” terangnya.

Innes menyebutkan, upaya agar produk perikanan dalam negeri bisa masuk kesana, saat ini kami (pemerintah) terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Negara Timur Tengah, dan terus mensosialisasikan produk-produk perikanan kita kepada mereka. “Kami sudah mengenalkan produk-produk perikanan kita kesana, dan mereka punya respon positif. Dan dalam jangka pendek, kami akan melakukan pameran kesana untuk lebih mengenalkan produk kita kesana,” ujar Innes.

Innes meyakini produk perikanan kita bisa lebih diterima disana dibandingkan dengan produk perikanan Negara lain. Mengingat mayoritas disana muslim, dan  dari beberapa pertemuan dengan pihak sana, dan uji sampling dari produk kita, mereka sangat welcome dengan produk perikanan kita.

“Memang Negara tetangga sudah ada yang masuk di sana, tapi dari beberapa pertemuan dengan pihak terkait sana, dan kami memperlihatkan produk kita, mereka terbuka dan siap menerima produk perikanan kita,” ucapnya.

Salah satu yang membuat mereka terbuka lagi, lanjut Innes, meski ikan itu halal tapi jika membudidayakannya dengan cara yang tidak halal makanya hasilnya tidak halal. Apalagi KKP sudah melakukan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sesuai aturan yang benar dan bebas dari vaksin. “Masyarakat sana mayoritas muslim, Indonesia juga, salah satu pertimbangan pihak sana juga salah satunya itu, mengedpankan ikan yang benar-benar halal. Dan ini poin plus buat kita, agar produk kita bisa lebih mudah dan diterima disana,” tambahnya.

Meski, tetap untuk  bisa berkomperisi dengan produk perikanan dari luar negeri, kata Innes, tentu harus memiliki kualitas produk perikanan yang baik. Nilai kualitas suatu produk didasarkan pada suatu pengakuan system jaminan mutu (standard mutu). “Tapi tetap untuk bisa dipasar global, maka bukan hanya halal, tapi memang produknya juga harus berkualitas,” tegas dia.

Apalagi beberapa negara tujuan impor produk perikanan juga memberlakukan aturan yang ketat dan melakukan pemeriksaan sebelum produk perikanan yang masuk ke negaranya beredar bebas dari penyakit. “Kompetisi di pasar international ketat seperti di Eropa dan Amerika, kini ada pasar potensial di Timur Tengah yang bisa kita garap semaksimal mungkin,” tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal, Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP), Nilanto Perbowo, mengungkapkan ekspor ke negara-negara Timur Tengah jadi alternatif terbaik saat ini. Untuk komoditas ikan tawar terutama  patin dan bandeng.

“Bandeng dan patin sedang kita persiapkan buat pemenuhan volume dan kualitas, agar bisa disiapkan kontrak setahun di 2016. Ekspor ini jadi berita baik di tengah sulitnya jual ikan patin dengan harga yang baik di sini,” katanya.

Menurut Nilanto, pihaknya belum menetapkan target ekspor patin ke Timur Tengah dalam waktu dekat. Masih ada beberapa kendala yang harus diselesaikan seperti volume yang konsisten dan kualitas ikan. “Kita sulit dari sisi konsistensi volume, dan kemudian kualitas ikan. Saat ini belum ada target, karena kita masih tunggu di hulu di Direktorat Perikanan Budidaya,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Dia, hambatan terbesar lain yakni menggeser posisi dominan Vietnam sebagai negara eksportir terbesar ikan patin di Timur Tengah. “Selama ini yang menguasai pasar Timur Tengah adalah Vietnam, makanya kita harus siapkan produk untuk bisa berkompetisi disana,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…