Peran Swasta Dalam Persepakbolaan Indonesia

Sebuah sindiran lawas pernah ada. Indonesia memiliki lebih dari 230 juta jiwa. Mengapa mencari 11 orang pemain sepak bola hebat saja tidak bisa? Jawabnya, bukan tak ada 11 orang pemain yang hebat, namun dari 230 juta jiwa tersebut tak satupun yang sanggup memilih 11 orang tersebut.

Neraca. Kongres Luar Biasa PSSI telah selesai dan telah diambil keputusan.Berharap duet sang dewa penyelamat bernama “Djohar Arifin Husin” dan “Farid Rahman” sanggup menyelamatkan sepak bola nasional kita. Namun kita semua mungkin masih sedikit ragu, apakah sanggup mereka mengangkat derajat olah raga ini sebuah profesionalisme dan hiburan ditengah lesunya ekonomi kita?

Prestasi Indonesia di dunia olahraga sudah merosot tajam. Cabang olahraga yang dulu pernah menjadi "ladang emas", kini sudah kritis dan nyaris tak bisa dibanggakan lagi. Hal tersebut mengundang keprihatinan, sehingga perlu upaya keras untuk bisa membangkitkannya kembali. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu perhatian dari semua pihak, bukan cuma pemerintah. Pihak swasta dan masyarakat diharapkan bisa memberikan kontribusi, sehingga keharuman Indonesia di arena olahraga bisa semerbak lagi.

Selain itu, atlet juga harus fokus latihan yang sudah diberikan. Pasalnya, dibutuhkan totalitas dari atlet untuk dapat meraih dan mempertahankan prestasi terbaiknya, serta pembinaan karakter yang kuat, sehingga bisa tetap konsisten dalam memasuki usia pensiunya sebagai atlet. Pernyataan ini merujuk pada fakta yang ada. Dulu, olahraga di Indonesia telah banyak mengharumkan nama bangsa, baik di dalam maupun luar negeri. Kepiawaian atlet berlaga telah membawa Indonesia memenangkan berbagai penghargaan bertaraf dunia, mulai dari kejuaraan regional seperti SEA Games hingga kejuaraan dunia, seperti Olimpiade. Masyarakat Indonesia patut berbangga akan hasil jerih payah atlet.

Euforia masyarakat Indonesia akan olahraga begitu besar, bisa  dilihat pada saat tim nasional sepak bola Indonesia bertanding di Kejuaraan Sepak Bola AFF 2010. Masyarakat Indonesia bersatu padu mendukung timnas. Dimana-mana kita dapat merasakan antusiasme akan olahraga di Indonesia.

Namun belakangan ini, prestasi olahraga di Indonesia mengalami kemunduran. Hal ini tidak terjadi di satu cabang olahraga, tetapi beberapa cabang seperti bulu tangkis, sepak bola, dan beberapa lagi. Bulu tangkis dan sepak bola menjadi dua dari sekian banyak cabang olahraga di Indonesia yang menjadi favorit masyarakat Indonesia.

Pada Kejuaraan Sepak Bola Piala AFF, Indonesia belum pernah meraih gelar juara. Tim Merah-putih hanya berpuas diri menjadi empat kali runner-up pada tahun 2000, 2002, 2004, dan 2010. Jika prestasi olahraga di Indonesia mengalami penurunan, bagaimana dengan antusiasme masyarakat?

Dalam satu kesempatan, Rosiana Tendean mengatakan: "Pemerintah harus segera turun tangan, perlu perhatian yang sangat serius, pembinaan atlet sejak dini, membangun karakter atlet yang selalu haus akan prestasi, tetapi tetap tidak lupa untuk belajar mempersiapkan diri memasuki masa pensiunnya."

"Peran swasta juga sangat diharapkan untuk bisa menampung mantan atlet berprestasi, bisa dengan diterima sebagai pegawai, atau dengan program pembinaan usaha kecil," tambah Rosi.

Rosi menegaskan, "YOI sebaiknya fokus ke program bantuan untuk mantan atlet yang hidupnya memprihatinkan, dengan memberikan pembinaan mental usaha, supaya mantan atlet bisa mandiri, tidak perlu sibuk mencari pekerjaan di masa pensiunnya, tetapi sebaliknya, harus bisa juga menciptakan lapangan kerja, dengan mulai berwiraswasta."

YOI telah menunjukkan kepeduliannya terhadap olahraga di Indonesia. Untuk para mantan atlet yang berprestasi namun memiliki kondisi ekonomi yang memprihatinkan, YOI berusaha untuk memberikan bantuan yang bermanfaat. Untuk program-program selanjutnya, YOI sedang mencanangkan beberapa agenda, semuanya ini dilakukan dengan satu tujuan, yaitu Indonesia Juara.

Pentingnya peran swasta

Bagi fans berat klub liga Inggris, Arsenal, pasti tahu stadion kebesarannya yang dibangun sebuah perusahaan maskapai internasional Emirates. Klub Bolton Wanderer dimana kandangnya dibangun oleh perusahaan sepatu ternama Reebok. Di Indonesia, stadion masih menjadi aset milik pemerintah atau BUMN. Mana ada pihak swasta yang mau investasi infrastruktur ini dengan resiko yang sangatlah besar. Aksi anarkis supporter dan penonton yang beberapa gelintir jadi alasan yang bisa diterima, dan inilah sebuah pekerjaan rumah dari pengrus PSSI yang baru.

Masih terbayang saat tim nasional kita berlaga di piala AFF tahun lalu. Begitu tim asuhan Alfred Riedl ini bermain taktis layaknya tim Barcelona saat penyisihan hingga semi final,  begitu banyak orang yang menjadi fans Timnas dadakan. Momen ini pun dimanfaatkan pengrajin fashion olahraga membuat kostum timnas Indonesia untuk memproduksi atribut yang beragam dan disesuaikan gendernya.

Ini bisa menjadi sebuah ide, alangkah baiknya juga jika ada kebijakan dari pengurus PSSI mewajibkan untuk setiap pemain yang berlaga di kancah liga nasional memakai produk buatan Indonesia. Inilah merupakan kebijakan yang berkesinambungan dengan program pemerintah menggalakan pemakaian Produk Dalam Negeri. Jika pemain profesional di negara kita mengakui kualitas apparel dalam negeri terbaik, maka tak ayal jika pecinta sepak bola nasional juga akan bangga memakainya.

Inilah yang bisa menjadikan sepakbola kita menjadi sebuah industri yang maju, tanpa campur tangan pemerintah. Disini peran pemerintah hanya memuluskan langkah bagaimana merubah paradigma sepakbola Indonesia tak lagi sebuah “pusat biaya” (cost center) menjadi “pusat penghasil uang” (profit center), mungkin dengan cara bantuan keamanan selama liga nasional bergulir. Ini mengingat sebuah investasi membutuhkan suatu keamanan, layaknya Lembaga Perlindungan Simpanan (LPS) di perbankan nasional kita.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…