Pertumbuhan Premi Asuransi Anjlok

 

NERACA

 

Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sempat memprediksi pertumbuhan premi asuransi umum dikisaran 12-13 persen. Pasalnya hingga kuartal ke III, pertumbuhan premi bruto industri asuransi sempat menyentuh angka 10 persen. Namun di kuartal akhir 2015 pertumbuhannya justru anjlok hingga ke angka 6,7%. 

Ketua Umum AAUI Yasril Y Rasyid menyatakan bahwa awalnya sempat optimis pertumbuhan premi bakal double digit. "Menurut saya ada dua jenis usaha terbesar market share yakni asuransi harta benda (properti) dan kendaraan bermotor yang anjlok. Meski secara nominal mengalami peningkatan namun secara persentase memperlihatkan penurunan," ujar Yasril di Jakarta, Selasa (1/3).

Pihaknya mencatat premi bruto industri asuransi pada 2015 mencapai Rp58,9 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 6,7 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp55,2 triliun. Bahkan, kata dia, kelas usaha kendaraan bermotor memperlihatkan penurunan paling tinggi sebesar 82 persen bila dibandingkan peningkatan tahun sebelumnya dengan pembukuan premi bruto Rp16,3 triliun. Di sisi lain, pertumbuhan terbesar dibukukan oleh lini asuransi kredit sebesar 52,8 persen dengan nominal Rp3,9 triliun.

Menurut dia, penurunan dua kelas usaha terbesar disebabkan oleh adanya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Tarif Premi atau Kontribusi Pada Lini Usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor. "Kalau apple to apple-nya dengan bisnis dan volume yang sama itu akan terjadi penurunan premi. Itu menyebabkan di mana penurunan tarif mempengaruhi pada account-account renewable," papar dia.

Sayangnya pelemahan ekonomi turut menyumbang anjloknya pertumbuhan premi asuransi pada kendaraan bermotor. Daya beli masyarakat yang anjlok memperkeruh pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor yang pada 2015 ini hanya tumbuh 3,2 persen. "Jadi dari dua segmen pasar ini sangat signifikan pengaruhnya karena dua jenis asuransi ini merupakan yang terbesar market share portofolionya. Kita kaget proyeksi di atas 10 persen tapi hanya tumbuh 6,7 persen," tutup Yasril. 

Meski tumbuh diluar ekspektasi, namun OJK menargetkan pertumbuhan aset dari premi industri asuransi mencapai 15 hingga 20 persen pada 2016, didorong keyakinan akan pulihnya kondisi ekonomi yang akan memicu penarikan premi lanjutan dan baru. "Jika melihat prospek untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (2016) Indonesia sebesar 5,3 persen, kita yakin bisa 15 hingga 20 persen," kata Kepala Dewan Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, Firdaus Djaelani, beberapa waktu lalu.

Menurut Firdaus, dampak dari paket kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan pelemahan ekonomi pada 2015 sudah terasa dan akan segara berdampak pada industri. Pemulihan daya beli masyarakat dan percepatan program pemerintah untuk infrastruktur, lanjutnya, akan mengerek permintaan kepada bisnis asuransi dan akhirnya menggenjot pendapatan perusahaan. Mengacu pada pencapaian bisnis sepanjang 2015, Firdaus mengakui terdapat perlambatan pertumbuhan aset industri. Hal itu tidak lepas dari gejolak ekonomi eksternal dan dalam negeri.

Gejolak ekonomi eksternal telah memengaruhi pendapatan investasi dari industri asuransi jiwa. Perolehan premi yang menurun juga dipengaruhi daya beli masyarakat. "Ini disebabkan pengaruh eksternal dan internal. Pada perusahaan industri tertentu diakui bahwa daya beli masyarakat mengalami penurunan," ujarnya.

Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hendrisman Rahim optimistis premi di tahun ini bisa meningkat. Sebab tingkat kesadaran masyarakat untuk membeli asuransi semakin meningkat. Tahun ini, Jiwasraya menargetkan premi sebesar Rp 13 triliun, lebih besar dari proyeksi pendapatan premi tahun lalu, Rp 10 triliun.

Wakil Direktur Utama PT BNI Life Insurance Geger Maulana juga memasang target pendapatan premi bruto lebih besar dua kali lipat dari tahun lalu. Tahun lalu, BNI Life meraih premi Rp 3,2 triliun (unaudited). Dengan asumsi naik dua kali lipat, berarti target premi BNI Life tahun ini Rp 6,4 triliun. "Kami mengembangkan strategi pertumbuhan employee benefit," ujar dia.

 

BERITA TERKAIT

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif Di Kuartal I

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif fi Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak…

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank)…

Indonesia Re Dorong Adanya Ahli Business Interruption di Asuransi Properti

  NERACA Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong adanya ahli atau expertise di bidang business interruption (BI) pada asuransi…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif Di Kuartal I

Bank Muamalat Catatkan Kinerja Positif fi Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak…

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I

JTrust Bank Raih Laba Rp44,02 Miliar di Kuartal I NERACA Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank)…

Indonesia Re Dorong Adanya Ahli Business Interruption di Asuransi Properti

  NERACA Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong adanya ahli atau expertise di bidang business interruption (BI) pada asuransi…