Permintaan Obligasi Ritel Capai Rp 25 Triliun

NERACA

Jakarta-Analis Fixed Income MNC Securities, I Made Adi Saputra bilang, permintaan terhadap obligasi ritel negara bisa mencapai hingga Rp 25 triliun seiring adanya kenaikan imbal hasil.”Mengacu pada penerbitan sebelumnya, kami perkirakan permintaan yang masuk mencapai Rp23-25 triliun,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia memperkirakan, dengan prediksi target penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)  di 2016 yang mencapai Rp130 triliun, maka target indikasi dari penerbitan SBSN untuk investor ritel mencapai Rp25,3 trilliun atau setara19,45% dari target penerbitan SBSN di 2016.

Tahun lalu, pergerakan imbal hasil surat utang di Indonesia masih mengalami tren kenaikan imbal hasil dan hingga kini  mulai ada perbaikan. Faktor pendorong meningkatnya obligasi ritel, diakui Adi, karena nilai tukar rupiah yang relatif stabil di 2016. Hal ini ditolong oleh capital inflow yang masuk di pasar surat utang. Sehingga, membuat rupiah lebih terjaga dari mata uang Paman Sam.”Kebijakan BI yang memangkas suku bunga acuan (BI rate) pun memberikan dampak bagus bagi obligasi ritel. Sebenarnya ini merupakan ekspetasi di 2015 yang di kabulkan pada tahun ini dengan harapan adalah target pertumbuhan ekonomi pemerintah bisa tercapai,” kata Adi.

Faktor yang lain, lanjut Adi, pemerintah yang fokus terhadap pembangunan infrastruktur di tengah ekonomi melambat, hal itu pun memberikan sentimen positif bagi obligasi ritel."Dampak dari pembangunan ini akan berdampak pada dua tahun kedepan. Belum bisa dinikmati sekarang. Stabilitas politik yang terjaga pun memberikan sentimen positif bagi kondisi obligasi ritel," paparnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Trimegah Securities, Stephanus Turangan pernah mengatakan, tahun monyet api menjadi tahun yang penuh tantangan jika ingin menerbitkan obligasi. Alasannya, gejolak pasar keuangan yang masih fluktuatif salah satunya menjadi tantangan tersebut.

Diungkapkan, surat utang negara (SUN) dan surat utang swasta atau obligasi yang jatuh tempo masing-masing mencapai Rp138,65 triliun dan Rp48,34 triliun disepanjang 2016."Ada pengaruh ke likuiditas. Tadinya mau investasi ke SUN, sehingga akan bergeser dikit ke obligasi," ujar Stephanus.

Dia melihat, tahun ini akan ada tambahan surat utang baru, baik yang dikeluarkan pemerintah maupun swasta. Tak ayal, hal ini bisa mempengaruhi likuiditas negara. Menurut dia, tantangan besar tersebut akan dialami oleh para penerbit obligasi di tahun ini. Bahkan, ujar dia, tingkat imbal hasil di obligasi jadi lebih menarik untuk pelaku pasar."Kita tahu suku bunga sudah turun, sehingga turun yield, namun dengan kompetisi di atas maka yield akan lebih bagus dari tahun lalu," ungkap Stephanus.

Meski demikian, obligasi masih akan mendapatkan porsi yang baik di mata investor, kendati sedikit lebih berkurang. (bani)

 




BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…