IHSG Belum Beranjak Dari Zona Merah

Menutup perdagangan sesi pertama, Rabu (10/2), pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum beranjak dari zona merah seiring masih meredupnya harga minyak mentah dunia. Tercatat IHSG ditutup melemah 32,711 poin (0,69%) ke 4.735,914. Sementara indeks LQ45 ditutup melemah 8,188 poin (0,98%) ke 830.051.

Delapan sektor melemah, dan hanya 2 sektor yang masih mencatat penguatan. Pelemahan tertinggi terjadi di sektor consumer goods sebesar 1,37%. Sedangkan penguatan tertinggi terjadi di sektor aneka industri 0,59%. Sebanyak 111 saham naik, 139 saham turun, dan 69 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 100.134 kali, dengan total volume perdagangan 2,060 miliar saham, senilai Rp 2,295 triliun.

Saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers adalah MKPI naik 300 poin (1,79%) ke Rp 17.100, INDF naik 150 poin (2,24%) ke Rp 6.850, BIRD naik 125 poin (2,13%) ke Rp 6.000, dan TOWR naik 100 poin (2,27%) ke Rp 4.500. Sementara saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers adalah HMSP turun 3.125 poin (2,81%) ke Rp 108.050, LPPF turun 600 poin (3,43%) ke Rp 16.900, MYOR turun 325 poin (1,23%) ke Rp 26.150, dan UNTR turun 325 poin (1,91%) ke Rp 16.675.

Kondisi bursa saham Asia siang ini, indeks Nikkei 225 turun 628,57 poin (3,91%) ke 15.456,87. Indeks Straits Times turun 58,10 poin (2,22%) ke 2.565,22. Diawal perdagangan, IHSG dibuka melemah sebesar 3,49 poin atau 0,10% menjadi 4.765,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,91 poin (0,11%) menjadi 837,42.”Sentimen dari eksternal masih mengkontribusi negatif ke pasar saham dunia sehingga IHSG juga turut terkoreksi," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere.

Menurut Nico Omer, gejolak harga minyak mentah dunia yang masih di level rendah berpengaruh pada pergerakan bursa saham global. Penurunan harga minyak masih menjadi ancaman, karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menolak memangkas produksi untuk mempertahankan pangsa pasarnya dalam menghadapi persaingan.

Nico menambahkan bahwa tekanan terhadap harga minyak bertambah dengan kedatangan produksi Iran ke pasar dunia setelah sanksi internasional terkait dengan program nuklirnya dicabut. Kendati demikian, dirinya mengharapkan bahwa fokus pemerintah pada stabilitas makroekonomi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang akan tetap dijaga diharapkan mampu menahan tekanan indeks BEI lebih dalam.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa pelaku pasar dapat memanfaatkan harga saham yang terkoreksi untuk kembali diakumulasi secara selektif mengingat masih stabilnya perekonomian nasional."Stabilnya perekonomian nasional akan menjadi sentimen positif bagi kinerja emiten sehingga potensi penguatan harga saham cukup terbuka," kata William Surya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Nikkei dibuka turun 404,11 poin (2,52%) ke level 15.679,33, dan indeks Bursa Malaysia menguat 14,89 poin (0,90%) ke level 1.647,57, Straits Times melemah 51,69 poin (1,98%) ke posisi 2.572,68. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih BFI Finance Menyusut 28,9%

Di kuartal pertama 2024, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan laba bersih Rp361,46 miliar atau turun 28,9% dibanding priode…

MPX Logistics Bagi Dividen Final Rp3 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT MPX Logistics International Tbk. (MPXL) memutuskan pembagian dividen final Rp3 miliar dan perombakan…

Hartadinata Targetkan Pendapatan Naik 48%

Tahun ini, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 48% Rp18,9 triliun dan laba bersih tumbuh 39,34% menjadi…

BERITA LAINNYA DI

Laba Bersih BFI Finance Menyusut 28,9%

Di kuartal pertama 2024, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan laba bersih Rp361,46 miliar atau turun 28,9% dibanding priode…

MPX Logistics Bagi Dividen Final Rp3 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT MPX Logistics International Tbk. (MPXL) memutuskan pembagian dividen final Rp3 miliar dan perombakan…

Hartadinata Targetkan Pendapatan Naik 48%

Tahun ini, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 48% Rp18,9 triliun dan laba bersih tumbuh 39,34% menjadi…