KOTA SUKABUMI - Walikota Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Penyakit DBD

KOTA SUKABUMI

Walikota Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Penyakit DBD

NERACA

Sukabumi - Walikota Sukabumi M. Muraz mengajak masyarakat melakukan pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan cara menggalakkan kembali program 3M (Menutup, Menguras, dan Menimbun). Menurutnya, program 3 M sangat ampuh mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti tersebut.“Utamanya kepedulian masyarakat tentang lingkungannya sendiri. Jadi program 3 M digalakkan kembali,” ujar dia, Senin (1/2).

Muraz mengatakan, upaya bersih lingkungan telah dicanangkan oleh Pemkot Sukabumi sejak setahun lalu melalui program Jumat Bersih (Jumsih). Padahal, kegiatan tersebut diantaranya melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain itu, Dinas Kesehatan melalui Bagian Promosi Kesehatan (Promkes) juga harus lebih giat menyosialisasikan pencegahan dan pemberantasan penyebaran DBD.“Sosialisasi harus terus dilakukan terutama pada musim hujan,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, dr. Rita Nenny mengatakan, PSN dengan cara pogging (pengasapan) bukan cara yang tepat. Sebab, menimbulkan resistensi bagi nyamuk tersebut.“Nyamuk Aedes Aegypti sudah resisten terhadap pogging, sehingga langkah yang baik tetap dengan PSN. Kalau nyamuk sudah kebal, kedepannya harus dilakukan poging dengan dosis lebih tinggi,” ujar dia.

Menurut dia, masih banyak masyarakat menganggap pemberantasan DBD lebih ampuh dengan pogging. Padahal, pogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak membasmi jentik nyamuk. Kekebalan ini dampak dari poging dengan dosis tidak tepat yang dilakukan oleh orang yang tidak paham.“Jadi kedepan harus selektif. Tidak meminta pengasapan dengan pihak yang tidak jelas untuk mencegah hal yang sama di masa mendatang,” kata Rita.

Rita menjelaskan, pogging dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan. Permintaan berdasarkan hasil Pemantauan Epidemilogi (PE) di lapangan dengan pertimbangan banyaknya jumlah nyamuk. Jika persyaratan itu terpenuhi baru dilakukan pengasapan “Kalau nyamuknya banyak baru dengan poging, itu teorinya.  Tapi sekarang yang berkembang dimasyarakat seolah-olah poging itu jadi andalan. Pogging yang dilakukan Dinkes pasti gratis,” jelas dia.

Saat ini, titik rawan penyebaraan DBD di Kota Sukabumi ada di Kecamatan Cikole dan Baros. Jumlah penderita mengalami peningkatan sejak beberapa tahun terakhir.“Puncak DBD biasanya Februari dan Maret. Adanya genangan air di gedung bertingkat dan rawa yang tidak terkontrol menjadi tempat berkembangnya nyamuk,” terang dia. Arya

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

MenKopUKM Harapkan PLUT KUMKM Bangun Fondasi Anak Muda Kreatif Masuk Industrialisasi

NERACA Malang - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT…

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

MenKopUKM Harapkan PLUT KUMKM Bangun Fondasi Anak Muda Kreatif Masuk Industrialisasi

NERACA Malang - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT…

PHE ONWJ Raih 3 Penghargaan Dalam Ajang Global CSR and ESG Awards 2024

NERACA Jakarta - Atas komitmen menginisiasi program pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup yang sustain, PHE ONWJ sabet tiga penghargaan…

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

NERACA Jakarta – PNM hadir pada forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG), ajang yang menjadi…