Hadapi MEA, Siapkan 'Senjata' dengan Sertifikasi dan Kompetensi

Masyarakat Ekonomi ASEAN hanya tinggal satu bulan lagi. Suka tidak suka, siap tidak siap, MEA akan segera datang. Oleh karena itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, menekankan pentingnya menyiapkan diri agar bisa bersaing. Diantaranya harus memiliki sertifikasi dan standard kompetensi.

"Ya, kita semua harus memiliki sertifikasi dan standard kompetensi. Itu sudah baku Kita harus memiliki keahlihan di bidang ekonomi terutama fiskal, moneter dan marketing," ujar Darmin, di acara wisuda lulusan ke-43 Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STEI) Jakarta, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Dia juga mengatakan, untuk mematangkan suatu keahlian, maka diperlukan pendidikan kompetensi. "Agar mereka yang lulus bisa memperoleh sertifikat," pesannya, singkat.

Sementara Ketua Yayasan Fatahillah Jakarta, Agustian Burdah, mengatakan STEI siap untuk menyongsong MEA. Oleh karena itu, pihaknya mewajibkan  mahasiswa yang akan mengajukan tugas akhir (skripsi) untuk mengusai bahasa Inggris. "Semuanya mengacu kepada program Bahasa Inggris TOEFL preperation," katanya. 

Sementara Ketua STEI Jakarta, Ridwan Maronrong menuturkan, pihaknya berupaya meningkatkan  kompentensi mahasiswa agar mampu bersaing baik di tingkat nasional dan global.

Sejalan dengan hal  itu mahasiswa angkatan 2012/2013 lalu, diwajibkan untuk mengusai bahasa Inggris dengan standard TOEFL minimal 450. Mahasiswa program S-1 belajar bahasa Inggris selama 8 semester serta 6 semester untuk mahasiswa D-3. Disamping itu mahasiswa juga diwajibkan memiliki beberapa kompetensi  tambahan.

Seperti bidang perpajakan melalui sertifikasi brefet A dan B, kopentensi ekspor impor, pasar modal dan kompentisi di bidang akuntansi lainnya. Mulai tahun akademik 2014/2015 seluruh mahasiswa baru diberi bekal metode belajar yang efektif. Yaitu mengoptimalkan penggunaan otak kiri dan otak kanan dalam belajar melalui program super great memory.

Saat memasuki tingkat akhir kerja praktik, para mahasiswa juga mengikuti berbagai program  kegiatan bursa kerja. Antara lain mengikuti pelatihan teknik wawancara dan peningkatan kepribadian, kegiatan konseling karir, Pelatihan soft skill serta rekrutmen kampus melalui bursa kerja mading dan online.

Keterangan dari pihak kampus, minat para pelajar maupun mahasiswa untuk belajar di STEI setiap tahunnya terus bertambah. Pada penerimaan mahasiswa baru program D3, S1 dan S2 tahun akademik 2015/2016 jumlahnya mencapai 1.294 orang. Sehingga jumlah mahasiswa yang tercatat di STEI mencapai 6.045 orang.

Dari jumlah mahasiswa yang aktif kuliah sebanyak 3.378 atau 61,1% adalah mahasiswa program studi S1 akuntansi, 1.737 atau 31,4 % adalah mahasiswa Program studi S1 Manajemen dan sebanyak 298  atau 5.4 % adalah mahasiswa program Diploma tiga, sedangkan sisanya sebanyak 114 mahasiswa atau 2,1% adalah mahasiswa S2 ‪program Pasca Sarjana. [ahm]

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…