Apartemen, Gaya Hidup dan Investasi

Belakangan ini berinvestasi di sektor properti sedang menjadi tren di kalangan masyarakat perkotaan. Besarnya keuntungan yang dihasilkan membuatkan orang berbondong-bondong untuk berinvestasi. Meskipun terkesan mudah, namun investasi membutuhkan dana yang besar, bahkan tidak sedikit juga yang harus meminjam uang ke bank sebagai modal. Saat ini ada banyak pilihan untuk berinvestasi properti. Beberapa yang diminati akhir-akhir ini adalah tanah, rumah dan apartemen, lalu manakah yang paling menguntungkan diantara ketiga pilihan tersebut untuk dilakukan di Jakarta

Pengamat investasi sekaligus perencana keuangan, Aidil Akbar, mengatakan bahwa jika memang ingin berinvestasi properti di Jakarta maka pilihan apartemen merupakan yang terbaik untuk dijalankan. Aidil mengatakan, nantinya apartemen dapat disewakan ke pihak yang lain dengan harga yang cukup tinggi. “Jika dibandingkan dengan rumah tapak, orang saat ini lebih senang menyewa apartemen, karena biasanya lokasinya berdekatan dengan kantor, sehingga dapat menghemat biaya transportasi,” ujar Aidil saat dihubungi Neraca lewat pesan singkat, Rabu (7/10).

Namun, Aidil juga menyarankan agar bisa membeli apartemen dengan kategori bintang tiga ke bawah, atau sekalas rusunami. Menurutnya dengan membeli jenis hunian tersebut, investor dapat membeli unit apartemen dengan harga murah sehingga kemungkinan untuk membeli lebih dari satu unit apartemen sangat besar terjadi.“Jika kita memiliki dana Rp1 miliar untuk berinvestasi, maka kita bisa membeli dua unit apartemen untuk di kategori bintang tiga kebawah, dengan begitu kita bisa sewakan Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta per bulannya. Dengan begitu kita bisa mendapatkan income, Rp5 sampai Rp6 juta, kalau dikalikan 12 menjadi sekitar Rp72 juta,” jelas Aidil.

Lebih lanjut Aidil mengatakan pengembangan apartemen kelas menengah bawah makin menjamur, namun rumah tapak masih banyak dicari calon pembeli. Rumah tapak memiliki banyak keunggulan dibanding apartemen. Rumah tapak lebih luas, ada halamannya."Unit apartemen yang meski memiliki ruang terbuka seperti teras atau beranda, tidaklah lapang seperti rumah tapak. Ada pun griya tawang yang dirancanng memiliki halaman belakang, harganya tak terjangkau,"katanya.

Selain itu, sambung Aidil, kehidupan sosial antara lingkungan rumah tapak dan unit apartemen pun berbeda. Penghuni apartemen, menurut dia, lebih individualis. "Kalau rumah tapak, lingkungan sosialnya lebih baik," jelasnya.

Apartemen,  lanjut dia  lebih cocok dijadikan sebagai aset untuk investasi. Unit-unit apartemen yang disewakan, khususnya di lokasi yang dekat dengan pusat bisnis, bisa mendatangkan keuntungan dibandingkan jika ditinggali secara permanen.

Menurut Aidil, pasar properti khususnya di daerah Jabodetabek semakin meningkat. Walau dari segi pertumbuhan pembangunan melambat, namun tingkat penjualan apartemen oleh sejumlah pengembang justru mengalami kenaikan. Beberapa diantaranya misalnya adalah seperti PT Summarecon Agung Tbk yang baru-baru ini mampu membukukan penjualan fantastis senilai Rp1 triliun atas penjualan apartemen The Springlake di Summarecon Bekasi hanya dalam waktu satu hari saja.“Para pembeli mempunyai motif yang kuat untuk menjadikan apartemen sebagai instrumen investasi dan juga pilihan gaya hidup. Investor membeli secara tunai lebih dari 20 %, sisanya developer installment dan melalui kredit,” ujar Aidil.

Menurut Aidil, banyak pembeli yang melakukan pembelian apartemen dengan tujuan investasi. Imbasnya hasil yang dicapai bisa tiga kali lebih tinggi dari tingkat inflasi dan dampaknya bisa mencapai 30% dari harga pembelian.

Selain itu, hunian seperti apartemen akan terus mengalami kenaikan. Sehingga nantinya apartemen yang sudah dibeli dapat disewakan atau dijual kembali ke pasar dengan harga yang lebih tinggi. Itulah mengapa apartemen di Jabodetabek kini sangat cepat diserap oleh masyarakat.

Disisi lain, masyarakat memang menjadikan apartemen sebagai sarana investasi sekaligus tempat tinggal. Apalagi perawatan apartemen tidak serumit rumah tapak, jadi banyak orang kini lebih memilih untuk tinggal di apartemen. Kepemilikan apartment sangat di permudah, seperti cicilan ringan bahkan DP yang dulu harus minimal 30% kini dapat dicicil hingga 36 kali.

Menurut Aidil saat ini hunian tidak hanya jadi tempat tinggal tapi juga merangkap sarana investasi. Dari berbagai jenis hunian yang ada,lebih untung mana investasi apartemen atau rumah tapak

Aidil mengatakan bahwa investasi properti di apartemen dan rumah masing-masing memiliki keunggulan tersendiri."Investasi apartemen dan rumah punya kelebihan sendiri-sendiri yang beda," kata Aidil.

Sebagai perbandingan, Aidil memberikan ilustrasi apartemen itu lebih cocok untuk investasi jangka menengah karena dibandingkan rumah, apartemen jauh lebih banyak orang yang butuh untuk sewa apartemen."Kalau apartemen itu bangunan sehingga investasinya untuk disewakan," ujarnya.

Aidil memberikan contoh harga apartemen di Kemang untuk ukuran 62 m2 dengan 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan ruang tamu harganya berkisar antara Rp 2 miliar.Sedangkan untuk sewa harganya bisa sampai US$ 1.500 atau sekitar Rp 15 juta per bulannya. Orang yang paling banyak sewa adalah orang-orang luar negeri yang saat ini bekerja di Indonesia. "Tipe 62 m, ukuran 10 x 6 m, harganya sekitar 2 m. Kalau kita beli apartemen mahal pasti sewanya mahal bisa sampai US$ 1.500, paling banyak sewa ekspatriat," imbuhnya.

Sedangkan untuk rumah investasinya jangka panjang bisa 20-30 tahun karena harga tanah semakin lama akan semakin meningkat. Selain itu, permintaanya untuk sewa juga tidak terlalu besar seperti apartemen."Kalau rumah investasi lama 20-30 tahun, Kalau rumah, untuk transaksi jual belinya, karena harga tanah naik terus sehingga capital gain lebih untung rumah," tambahnya

Saat ini, Aidil memberi contoh harga rumah di Kemang untuk ukuran tanah 300 m2 dengan 2 kamar tidur harganya berkisar Rp 2-3 miliar."Untuk ukuran 300 m2 itu dengan dua kamar tidur harganya sekarang Rp 2-3 miliar," ujarnya.

Aidil menegaskan investasi properti ini yang paling menentukan adalah lokasi. Lokasi yang paling menentukan harus bebas banjir dan strategis."Yang paling penting investasi properti itu lokasinya, harus cari yang bebas banjir dan strategis," tegasnya.

Harga apartemen selalu lebih mahal dari rumah tapak karena harga jual apartemen di Jakarta cenderung lebih mahal dibandingkan rumah tapak. Padahal ukurannya lebih kecil dan tidak dapat tanah. Apa alasannya.

Aidil menjelaskan harga apartemen bisa lebih mahal dibandingkan rumah tapak karena terdapat berbagai fasilitas penunjang, seperti kolam renang, tempat fitnes, dan pusat belanja."Kalau apartemen itu kecil tapi mahal, karena ada fasilitas seperti kolam renang, fitnes, pusat belanja dsb," paparnya.

Aidil menambahkan selain apartemen dinilai lebih praktis dan simpel, biaya perawatannya juga lebih murah. Keamanan juga terjamin karena ada petugas khusus yang berjaga 24 jam."Praktis, biaya perawatan relatif lebih murah dibanding rumah, terus juga sudah ada sekuriti jadi kalau mau pergi ke luar kota gampang," imbuhnya.

Sedangkan untuk rumah, Aidil menjelaskan, harus memiliki tukang kebun dan satpam sendiri untuk keamanan sehingga hal ini akan menambah biaya, apalagi fasilitas yang ada di rumah tidak selengkap yang ada di apartemen."Rumah fasilitasnya cuma yang ada di rumah aja, selain itu harus punya tukang kebun sendiri atau satpam sendiri jadi lebih ribet lagi," tambahnya.

Tapi kelebihan rumah adalah harganya yang semakin lama semakin naik karena harga tanah juga akan akan terus mengalami kenaikan, sedangkan apartemen itu merupakan bangunan sehingga semakin lama akan ada penyusutan harga."Tapi kalau rumah semakin lama makin mahal karena tanah naik terus, kalau apartemen itu bangunan akan ada penyusutan harga," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…