Tingkatkan Transparansi - OJK Wacanakan Book Building Elektronik

NERACA

Jakarta –Wacana book building untuk penutuan harga saham perdana atau initial public offering (IPO) secara elektronik kembali di gulir. Kali ini pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung terobosan tersebut dan diyakini akan banyak memberikan keuntungan para investor.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad dalam siaran persnya di Jakarta kemarin mengatakan, penerapan book building secara elektronik diharapkan dapat memitigasi kendala-kendala dalam penentuan harga untuk IPO,terutama ketika harga IPO cenderung tidak maksimal.

Menurutnya, book building merupakan metode yang paling popular dalam penentuan harga, saat ini book building yang selama ini dilakukan mempunyai beberapa keterbatasan seperti kurangnya transparansi dan fairness antar investor. Sistem ini, lanjutnya, diyakini akan meningkatkan transparansi dan fairness antar investor dalam proses penetapan harga pada penawaran umum perdana saham dan membantu emiten untuk mendapat harga terbaik dalam penetapan harga pada penawaran umum perdana saham.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menerapkan sistem tersebut adalah dengan melakukan kajian penerapan sistem dan menyusun ketentuan yang perlu ditetapkan sebagai pedomen pelaksanaan kegiatan  book building secara elektronik. Kemudian menyiapkan infrastruktur system book building di 2016.

Sebagai informasi kembali, sebelumnya pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga pernah mewacanakan rencana mengembangkan sistem elektronik IPO tahun ini. Dimana rencana tersebut rupanya disambut positif pelaku pasar dan termasuk investor pasar modal. Pasalnya, kebijakan ini diyakini bisa memudahkan masyarakat untuk membeli saham-saham perdana di bursa.

Pengamat pasar modal dari BNI Asset Management, Hanif Mantiq pernah bilang, rencana BEI menerapkan sistem elektronik (online) bagi pemesanan penawaran umum perdana saham akan berdampak baik bagi investor ritel,”Sistem pemesanan saat proses 'book building' saham IPO secara elektronik akan berdampaknya bagus bagi investor ritel, selama ini saham IPO untuk ritel seperti 'di anak tirikan', porsinya cenderung minim," ujarnya

Dia mengatakan bahwa selama ini, kecenderungan porsi saham IPO yang dijatahkan untuk investor ritel sekitar 10% dari total yang ditawarkan dan sisanya 90% dialokasikan untuk investor institusi,”Selama ini, animo investor ritel terhadap saham IPO cukup tinggi, dengan sistem pemesanan secara 'online' maka kesempatan investor ritel mendapatkan saham IPO akan lebih baik,”ungkapnya.

Kendati demikian, dirinya mengakui bahwa calon emiten dan penjamin pelaksana emisi atau "underwriter" lebih menyukai saham IPO diserap oleh investor institusi karena sifat orientasi yang jangka panjang, dibandingkan investor ritel yang bersifat jangka pendek. Sejatinya, sistem elektronik untuk pemesanan saham IPO diharapkan dapat memudahkan investor terutama di daerah mendapatkan saham IPO.

Selain itu, dengan sistem pemesanan saham IPO secara elektronik juga bisa membantu perusahaan sekuritas yang ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi mengumpulkan pernyataan minat beli dari semua calon investor. Hal ini sangat beralasan, lantaran saat ini investor yang ingin membeli saham IPO harus mendaftar ke perusahaan sekuritas yang ditunjuk sebagai penjamin emisi, sayangnya mayoritas penjamin emisi hanya beroperasi di Jakarta, sehingga investor di kota-kota lain seperti Surabaya, Kalimantan, Sulewesi, Papua dan lainnya hampir mustahil memesan saham IPO. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…