Layanan Keuangan Mobile Dinilai Butuh Ekosistem

 

 

NERACA

Jakarta - Standard Chartered Bank Indonesia menyatakan layanan keuangan mobile membutuhkan ekosistem yang berisi banyak pengguna dan penyedia layanan agar transaksi dapat dilakukan lebih luas.
 "Rintangan untuk layanan keuangan mobile, pelaku bisnis harus membangun ekosistem, kalau tidak ada, manfaat e-money masuk ke akun seluler kegunaannya untuk apa," kata Executive Director, Product Menegement, Transaction Banking Standard Chartered Bank Indonesia Richard Budiono di Jakarta, Jumat.

Untuk itu, menurut dia, untuk membuat layanan mobile lebih terjangkau untuk masyarakat, dibutuhkan waktu untuk melibatkan lebih banyak pihak untuk menggunakan layanan keuangan mobile. Selain itu, ia menuturkan diperlukan edukasi kepada masyarakat mengenai layanan mobile dan manfaatnya sehingga pihaknya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan untuk sosialisasi.

"Edukasi cepat ke nasabah sendiri, jadi kami bekerja sama dengan OJK, BI dan Kemenkeu. Program edukasi ke masyarakat kami dimulai dari nasabah yang terjangkau perbankan, tapi belum mengetahui manfaat layanan mobile. Bahwa itu tersedia asal punya handphone," ujar Richard.

Standard Chartered Bank Indonesia merilis layanan mobile bertajuk Straight2Wallet dan bekerja sama dengan PT Indosat Tbk. Ia mengatakan dengan kerja sama terebut, dalam jangka waktu hingga akhir 2015 ditargetkan terdapat 30 ribu transaksi dengan mobile. Ia optimistis ke depan dengan bertambahnya nasabah dan ekosistem penambahan yang cukup besar, transaksi dengan layanan mobile akan semakin besar.

Straight2Bank Wallet memungkinkan organisasi atau perusahaan melakukan pembayaran secara langsung kepada individu melalui telepon seluler dan dapat ditunaikan di agen-agen yang dipercaya atau untuk membayar tagihan dan pembelian langsung tanpa uang tunai. Dengan manfaat mempermudah transaksi keuangan hingga ke individu yang tidak memiliki rekening bank, Standard Chartered akan mengembangkan layanan mobile ke pasar Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Sementara berdasarkan data Standard Chartered Bank, sembilan dari sepuluh orang di dunia memiliki handphone serta hanya 25 persen orang di dunia memiliki rekening di Bank, bahkan untuk negara miskin dan berkembang jumlah pemilik rekening bank kurang dari angka tersebut. Sedangkan di Indonesia, sekitar 40 persen warganya memiliki rekening Bank.

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…