Suparma Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

NERACA

Surabaya – Tahun ini, emiten produsen kertas PT Suparma Tbk akan menggenjot penjualan produk yang merupakan pioner bagi perseroan diantaranya kertas tissue dan kertas laminasi guna memenuhi target penjualan sebesar Rp 1,8 triliun  atau naik 10% dari tahun sebelumnya dapat tercapai.

Direktur Keuangan PT Suparma Tbk, Hendro Luhur menuturkan, penjualan perseroan dalam kurun waktu lima bulan mencapai Rp 634 miliar. Berdasarkan indikator sampai dengan bulan Mei, nampaknya perseroan gagal mencapai target yang ditetapkan sebesar Rp.1,8 triliun,”Pertumbuhan ekonomi makro yang lesu  dibarengi dilepasnya subsidi BBM dan kenaikan tarif dasar listrik sehingga menurunkan daya beli masyarakat menjadi penyebabnya,”ujarnya di Surabaya,kemarin

Dirinya mengakui, banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan juga menjadi pemicu menurunnya daya beli. Maka dengan kondisi seperti itu, diatas kertas perseroan akan sulit mencapai target. Namun, dengan produk-produk yang strong seperti tissue merk plenty dan See U juga kertas laminasi serta efisiensi di berbagai lini dan pengembangan pasar baru, perseroan tetap optimis target tersebut akan tercapai jika perekonomian akan membaik pada semester kedua nanti.

Lebih lanjut Hendro menambahkan, perseroan yang sebelumnya hanya menyasar sektor hotel, restoran dan kafe seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat, ada program buy one get one untuk produk-produk tissue premium di beberapa supermarket.”Kita tidak jual rugi tetapi mengurangi margin karena perekonomian di negara kita sedang melesu,”ungkapnya.

Tetapi jika kabinet kerja mampu memperbaiki ekonomi makro pada bulan juli yang diiringi dengan program PTKP (Penghasilan tidak kena pajak ) untu masyarakat yang berpenghasilan di bawah Rp 3 juta  diharapkan akan mampu meningkatkan daya bel masyarakat,” jelasnya.

Hendro bilang,   dalam kurun waktu sejak krisis 1998, setidaknya baru tahun ini konsumsi kertas mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun sehingga  langkah yang ditempuh Suparma akan meningkatkan penjualan ekspor sehingga pertumbuhannya menjadi lebih baik. Di sisi lain pembelian bahan baku impor akan dikurangi agar perseroan terhindar dari pembayaran dalam mata uang asing. Saat ini bahan baku perseroan 30% impor dan 70% lokal. Tahun ini akan diturunkan menjadi 25% impor dan 75% lokal. (shanty/bani)

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…