Hadapi MEA 2015 - RI Perlu IKM Berbasis Kreativitas dan Budaya Lokal

NERACA

Jakarta - Plt Sekertaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Syarif Hidayat mengatakan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia harus mengembangkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berbasis kreatifitas dan budaya lokal sehingga berbeda dengan produk dari negara lain.

“Industri merupakan salah satu sektor strategis yangharus dikembangkan oleh Pemerintah karena diharapkan dapat terus menjadimotor penggerak kemajuan perekonomian nasional, melalui kontribusinya terhadap penambahan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja,”ujar Syarif disela sela acara pembukaan pameran produk unggulan Jawa dan Bali di Jakarta, Selasa (16/6).

Oleh karena itu, lanjut Syarif Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Jawa, dimana merupakan daerah yang memiliki posisi strategis di bidang industri karena diapit dua provinsi besar yaitu Jawa dan Bali, sehingga menjadi pusat pertumbuhan industri maupun perdagangan. Selain itu, Jawa juga mempunyai potensi di bidang pertanian, perkebunan, niaga, holtikultura, perikanan dan sumberdaya energi lainnya.

Seiring dengan perkembangan sektor industri kreatif, Syarif mengatakan, diperlukanupaya untuk menciptakanproduk kerajinan yang inovatif dan dibuat dari bahan baku ramah lingkungan agar dapat meningkatkan daya saing. Selain itu, penting juga pemberian merek (branding) dalam rangka memasuki pasardunia yang semakin tinggi tingkat persaingannya dan merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran produk-produk Indonesia.

“Unsur kreativitas selalu diperlukan dalam meningkatkan nilai tambah produk. Tingginya kreativitas yang dimiliki IKM Jawa, juga akan membuat lajunya pasar ekspor,” tegasnya. Negara tujuan ekspor produk Jawa yang terbesar adalah Jepang, sementara itu untuk negara tujuan ekspor utama di ASEAN adalah Malaysia, sedangkan Belanda menjadi negara tujuan utama ekspor untuk Uni Eropa.

Perkembangan ekspor Provinsi Jawa  terus meningkat secara signifikan, terutama pada tahun 2013-2014. Selama Januari – Juni 2014, ekspor non migas mencapai USD 9.5 juta atau naik28,85% dibanding ekspor non migas periode yang sama tahun 2013 sebesarUSD 7,3 juta. Ekspor non migas Jawa Timur didominasi oleh perhiasan dengan nilai USD 451 juta.

Nilai ekspor yang tinggi tersebut dapat menjadikan Jawa timur berinovasi dalam menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Kreativitas setiap perajin harus terus dikembangkan, terutama Jawa Timur yang memiliki sumberdaya alam dan kearifan lokal sehingga menjadi kunci dalam pengembangan kreativitas. “Dengan demikian teruslah melakukan eksplorasi dengan menggunakan kearifan lokal agar tetap dapat unggul dalam persaingan pasar, terutama dalam menghadapi persaingan global,” papar Syarif.

Perkuat Pelatihan

Dalam hal ini, Kemenperin terus melakukan penguatan program pelatihan, pendampingan, hingga fasilitasi mesin peralatan kepada IKM dan kemudahan-kemudahan lain untuk pengembangan produk yang berdaya saing.

“Saat ini kita menyongsong pemerintahan baru hasil pemilihan umum, besar harapan kami untuk melihat respon positif pemerintahan yang baru dalam upayanya untuk lebih mendukung program pengembangan industri, khususnya industri kreatif sehingga Indonesia dapat berkembang menjadi negara industrialisasi maju baru yang mendominasi pasar di ASEAN,” kata dia.

Dengan adanya Pameran Produk Unggulan Jawa dan Bali  diharapkan berbagai produk kerajinan hasil kreasi para pengrajin IKM akan semakin dikenal di kalangan masyarakat luas sehingga dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional. Oleh karena itu, dibutuhkan peran Dekranasda Provinsi Jawa untuk pembinaan dan pengembangannya sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas dan produktivitasnya. 

Syarif juga berharap kepada Dekranasda Provinsi Jawa untuk dapat terus menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan industri yang sehat, maju dan mandiri sehingga dapat mengangkat perekonomian bangsa dan negara Indonesia.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…