Produksi 40 Juta Ton Batu Bara - Indika Energy Pasang Target Konservatif

NERACA

Jakarta - Perusahaan tambang PT Indika Energy Tbk (INDY) memprediksi pasar batubara masih belum akan pulih. Perseroan menargetkan produksi batubara tahun ini akan sama dengan produksi tahun 2014 lalu sebesar 40 juta ton.

Wishnu Wardhana, Direktur Utama INDY, mengatakan, saat ini, INDY akan fokus melakukan efisiensi dengan menahan ekspansi sambil menunggu pemulihan harga batubara. Namun, turunnya harga minyak kemungkinan bisa memangkas beban INDY. "Ada efisiensi dari penurunan harga minyak sekitar Rp 800 miliar," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Wishnu memprediksi harga batubara masih akan berada di kisaran US$ 63 per ton. Karena itulah, ia juga meramal, pendapatan dan bottom line INDY belum akan berubah banyak dari tahun lalu. Meski demikian, tahun ini, INDY akan melakukan efisiensi besar-besaran untuk meningkatkan margin.

Efisiensi ini terlihat dari belanja modal INDY yang akan dipangkas. Belanja modal INDY hanya dipatok di bawah US$ 100 juta, jauh lebih rendah dari target tahun lalu sebesar US$ 113,5 juta. Hal ini karena INDY lebih memilih menyimpan dana kas yang besar di tengah pelemahan harga batubara.

INDY berharap bisa menurunkan cost margin dengan berhemat. Selain menahan ekspansi, INDY juga akan mengurangi stripping dan melakukan renegosiasi dengan kontraktor. Perseroan juga terus memantapkan diversifikasi bisnis selain batubara.

Tahun ini, INDY membidik untuk membangun Independen Power Producer (IPP) sebesar 1.000 megawatt (MW). Mega proyek ini merupakan salah satu upaya INDY untuk memanfaatkan peluang dari ekspansi pemerintah memenuhi kebutuhan listrik 35.000 MW. Dengan kapasitas tersebut nilai investasi proyek IPP itu berkisar US$ 1,2 miliar.

Proyek dengan nilai investasi jumbo itu tidak akan dikerjakan oleh INDY sendirian. Perseroan kemungkinan akan melakukan penjajakan dengan beberapa partner strategis. Di situ, INDY hanya akan mengambil porsi sekitar 20%-30% saja. Meski masih dalam tahap kajian, INDY sudah melakukan diskusi serius dengan beberapa partner asing, seperti dari Jepang.

Pada Kuartal III-2014 lalu, INDY masih bisa memangkas rugi bersih menjadi US$ 9,7 juta di Januari-September 2014, dibandingkan periode sama tahun lalu yang US$ 15,6 juta. Ini didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 23,8% menjadi US$ 785,3 juta di akhir September 2014, dibandingkan sembilan bulan tahun lalu yang tercatat US$ 634,2 juta. (bani)

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…