Intensitas Hujan Meningkat - Waspadai Ancaman Penyakit Menular Pasca Banjir

 

 

 

Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari ini menyebabkan masalah banjir di berbagai wilayah, termasuk Jakarta. Selain kerusakan materi, ancaman penyakit menular pun bermunculan pasca banjir akibat genangan air. 

 

NERACA

 

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta dr. Koesmedi Priharto, SpOT, M.Kes mengatakan, pada musim hujan, kondisi lembab menyebabkan perkembangbiakan kuman semakin meningkat. Penyebarannya pun sangat mudah, seperti melalui genangan air yang terbawa sepatu, cipratan lumpur, jejak kotor dari hewan, dan lain-lain. Akibatnya, ancaman penyakit seperti diare, demam berdarah, Chikunguya, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan penyakit kulit harus kita cermati dan antisipasi.

Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, kasus penyakit leptospirosis di musim banjir 2014 (Januari – Maret 2014) mencapai 101 orang, dengan puncak kasus di bulan Februari. Pola serupa ditemukan dalam kasus penyakit diare yang berobat ke Puskesmas di DKI Jakarta selama musim banjir, mencapai total 53.698 orang yang merupakan 33% dari jumlah penderita selama tahun 2014.

Demikian pula dengan penyakit demam berdarah dengue di musim banjir yang mencapai 3.048 orang atau 36% dari penderita demam berdarah selama satu tahun. Oleh karena itu, diperlukan edukasi dan tindakan tepat agar masyarakat terhindar dari penyebaran wabah penyakit.

“Risiko penyebaran penyakit akibat kuman ini dapat dihindari dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yang mengutamakan prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati. Penerapan PHBS antara lain dengan menggunakan air bersih, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, membuang sampah pada tempatnya, dan memberantas jentik nyamuk. Lingkungan dan ruangan di dalam rumah juga harus selalui dijaga kebersihannya, termasuk kebersihan lantai rumah maupun tempat pengungsian saat banjir,” kata dr. Koesmedi.

Sedangkan Dr. Amaranila Lalita Drijono, SpKK, selaku penggagas komunitas Bersih Nyok! menjelaskan, “Sudah merupakan tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat untuk membantu meningkatkan kesadaran dan kepedulian dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar, terutama lingkungan rumah. Terlebih lagi di musim hujan seperti sekarang, penerapan kebiasaan PHBS oleh seluruh masyarakat akan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan hunian yang bersih, nyaman dan sehat.”

Dr. Amaranila mengatakan dalam rangkaian kegiatan AAK tahun ini, Wipol akan mengerahkan tim Aksi Anti Kuman yang akan memberikan edukasi mendalam kepada 15 Puskesmas dan 1.500 rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Salah satu penyuluhan yang dilakukan adalah memberikan pemahaman pentingnya menjaga dan membersihkan rumah menggunakan pembersih desinfektan.

Untuk itu, tim Aksi Anti Kuman telah bersiap untuk membantu membersihkan rumah para korban banjir menggunakan Wipol, cairan desinfektan dengan bahan aktif anti kuman yang mampu membunuh 99% kuman, sehingga keluarga dapat terlindungi dari ancaman kuman dan bakteri pasca banjir.

Selain AAK, Wipol juga akan menggelar kegiatan pendukung lainnya yaitu cek kesehatan gratis untuk korban banjir melalui kerjasama dengan Indomaret. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, seluruh rangkaian kegiatan AAK tahun ini akan didukung oleh media sosial seperti akun Twitter: @sigapbanjir dan Facebook: Sigap Banjir.

Dalam rangka memperkuat upaya edukasi kampanye AAK, tahun ini Wipol secara khusus menyelenggarakan program ‘Saya Duta AAK’ untuk mendorong para ibu agar lebih memahami pentingnya menjaga rumah bebas kuman dan menyebarluaskan edukasi positif tersebut ke lingkungan sekitar mereka. 

Selanjutnya, sebuah kompetisi akan digelar untuk mendorong semangat para ‘Duta AAK’ dalam memperluas edukasi yang mereka dapat kepada lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya, sosok-sosok ‘Duta AAK’ yang paling inspiratif akan dipilih sebagai ‘Saya Duta AAK’.

“Melalui pemilihan‘Saya Duta AAK’ ini, Wipol ingin memperkuat salah satu tujuan utama dari keseluruhan kegiatan AAK, yaitu semakin banyaknya keluarga yang teredukasi dengan baik sehingga dapat menjaga rumah tidak hanya bersih tetapi juga higienis dan terbebas dari kuman. Pada akhirnya lebih banyak keluarga dapat terhindar dari ancaman penyakit berbahaya di musim hujan,” tutup Teguh.

 

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…