Save the Children - Mendukung Kesetaraan Hak dan Kesempatan bagi Anak

 

NERACA

 

Dengan semangat mendukung hari penyandang cacat dunia yang jatuh pada tanggal 3 Desember, Save the Children mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam mewujudkan persamaan hak dan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus melalui program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) juga pelayanan di Sekolah Inklusi dan Sekolah Luar Biasa.

 

Save the Children, sebuah organisasi non-profit dunia, telah menjalankan program Family-based Care for Indonesian Children with Disabilities (Program Kepedulian Anak Berkebutuhan Khusus Berbasis Keluarga) sampai dengan akhir Oktober 2014 di 6 kabupaten / kota di sekitar Bandung, Jawa Barat.

 

“Tujuan dari program ini adalah pada tahun 2015, semua Anak dengan Disabilitas dan keluarganya di Indonesia, khususnya di target area project, mendapatkan haknya melalui akses rehabilitasi berbasis masyarakat, dukungan masyarakat, dan pendidikan yang berkualitas,” ujar Wiwied Trisnadi, selaku  Project Manager Save the Children.

 

Lebih jauh beliau menambahkan bahwa melalui kegiatan berbasis masyarakat ini, orang tua anak disabilitas dapat lebih percaya diri dan diterima oleh lingkungannya.

Menurut data dari TNP2K tahun 2011, jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia adalah sekitar 18.000 anak.

 

Di tahun yang sama, pemerintah Indonesia pun telah mengesahkan UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCRPD) atau Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas dengan undang-undang no.19 Tahun 2011, sebagai salah satu usaha untuk menjamin persamaan hak untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Namun demikian, sampai dengan saat ini, masih banyak masyarakat yang memiliki stigma tertentu terhadap anak berkebutuhan khusus.

 

Akibatnya, diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus tetap terjadi di tengah-tengah masyarakat, sehingga orang tua enggan ataupun malu untuk membawa anaknya ke pusat layanan kesehatan, rehabilitasi, maupun sekolah. Hal ini menyebabkan fenomena Anak dengan Disabilitas terkunci di dalam keluarga.

 

Dengan kondisi yang demikian, Save the Children, dengan mendapat dukungan dari IKEA Foundation, berinisiatif untuk memfasilitasi program untuk anak berkebutuhan khusus berbasis keluarga (Family-based Care for Indonesia Children with Disabilities), melalui kegiatan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) atau Community-based Rehabilitation (CBR).

 

Save the Children secara erat bekerjasama dengan pemerintah baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota hingga tingkat desa. Mereka juga bersinergi dengan kelompok masyarakat terkait, forum keluarga, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), rumah sakit dan lembaga lain yang fokus pada perlindungan anak, khususnya isu Anak dengan Disabilitas.

 

Bapak DR. Wahyu Hartomo, MSc selaku Deputi Perlindungan Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan dukungannya kepada Save the Children.

 

“Kami menyambut baik program yang sedang dijalankan rekan-rekan Save the Children untuk mendukung persamaan hak dan kesempatan bagi anak-anak disabilitas, karena sampai dengan saat ini, walau sudah banyak jaminan dari undang-undang untuk anak berkebutuhan khusus, ternyata hak-hak anak berkebutuhan khusus belum sepenuhnya terpenuhi, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kondisi sosial dan keterbatasan kemampuan keluarga,” cetusnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…