Imbas Pelemahan Rupiah - Holcim Naikkan Harga Jual Sebesar 5%

NERACA

Jakarta–Mensiasati keberlangsungan bisnis semen yang dijalani PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sebagai dampak dari terkoreksinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, perseroan telah menaikkan harga jual semen sebesar 5% tahun ini.

Strategy, Business Development & Innovation Director SMCN Patrict Walser mengatakan, kebijakan kenaikan harga semen sebesar 5% juga dilakukan untuk mengantisipasi potensi tergerusnya margin perseroan, “Kebijakan menaikkan harga semen untuk mendorong kenaikan pendapatan tahun ini. Perseroan juga harus mempertahankan margin yang berpotensi tergerus akibat pembengkakan biaya operasional. Soalnya, potensi penurunan margin tidak hanya dari pelemahan nilai tukar tetapi juga adanya kenaikan tarif listrik,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Patrict menjelaskan, Pada semester I-2014 saja, laba bersih perseroan menurun menjadi Rp449 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp467 miliar. “Ada tekanan biaya dari kenaikan tarif listrik, ongkos distribusi serta pelemahan nilai tukar rupiah,” jelas dia.

Sebagai informasi, perseroan juga mengungkapkan biaya investasi pembangunan pabarik anyar PT Holcim Indonesia Tbk membengkak. Pabrik yang dimaksud adalah pabrik Tuban II yang merupakan lanjutan dari pabrik Tuban I di Jawa Timur. Dimana pembangunan pabrik Tuban II memerlukan dana investasi sekitar US$ 315 juta.

Sebelumnya, manajemen mengestimasi biaya pembangunan pabrik berkapasitas 1,7 juta ton per tahun ini hanya US$ 250 juta. Pabrik ini diharapkan kelar tahun depan. Untuk memuluskan pembangunan, perseroan akan menarik pinjaman pada November 2014 mendatang.

Nilai pinajaman yang ditarik sekitar Rp 2 triliun. Pada proyek ini, SMCB juga sudah mendapatkan komitmen pinajaman dari lembaga pembiayaan ekspor alias export credit agency ECA). Nilai pinajaman ekuivalen US$ 98 juta.  Adapun, BNP Paribas Fortis SA dan KfW IPEX-Bank GmbH bertindak sebagai arranger dari kredit ekspor ini. Asal tahu saja, perseroan baru saja menyelesaikan pembangunan pabrik Tuban I yang memakan dana hingga US$ 500 juta.

Pabrik ini juga berkapasitas 1,7 juta ton per tahun. Dengan adanya tambahan pabrik ini, maka kapasitas produksi perusahaan akan menjadi 10,8 juta ton per tahun. Dengan adanya tambahan Tuban II, maka total produksi Holcim akan menjadi 12,5 juta ton per tahun.

Disamping itu, perseroan pada kuartal keempat bakal menarik pinjaman sebesar Rp 2 triliun guna melancarkan bisnisnya. Disebutkan, kebutuhan pendanaan tersebut akan diperoleh dari pinjaman beberapa bank lokal dan asing. Adapun, tenor yang diincar yakni tiga sampai empat tahun.

Rencananya, SMCB akan menggunakan Rp 1,2 triliun dari pinjaman itu untuk pembiayaan kembali atau refinancing. SMCB tercatat memiliki utang jangka pendek Rp 900,96 miliar. Kemudian, utang jangka panjangnya adalah Rp 2,62 triliun.

Kemudian, Rp 800 miliar akan dipakai sebagai tambahan belanja modal atau capital expenditure (capex) 2015. Namun, Kent tak mau menjelaskan berapa kebutuhan capex SMCB tahun depan. Akhir bulan lalu, Holcim baru mulai melakukan pembangunan terminal semen di Lampung. Terminal tersebut memiliki luas 4,7 hektar dengan kapasitas 1 juta ton. Kehadiran terminal Lampung ini bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan di Terminal Merak. (bani)

BERITA TERKAIT

SakuraLand Tawarkan Hunian Terjangkau, Berkualitas dan Strategis

Masih tingginya angka backlog perumahan menjadi terbuka potensi pertumbuhan pasar properti. Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023,…

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…

Jasa Marga Cetak Laba Bersih Rp585,92 Miliar

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) meraup laba bersih sebesar Rp585,92 miliar. Jumlah tersebut…