Permintaan Melonjak, Distribusi Air Minum Kemasan Malah Terganggu

NERACA

Jakarta – Memasuki penghujung bulan Ramadhan, permintaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mulai merangkak tinggi. Namun, distribusi produk itu malah terganggu adanya pembatasan truk masuk tol dalam kota.

“Permintaan bulan ini sudah naik lagi terutama pada H-10, sudah terlihat kenaikan terutama untuk produk kemasan kecil, kalau galon sudah mulai naik juga, untuk kebutuhan jamuan dan pertemuan Lebaran," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Hendro Baroeno, Senin (22/8/2011).

Menurut Hendro, momen puasa terutama di minggu pertama dan kedua membuat permintaan AMDK sempat turun. Meskipun turun, bulan ini akan mencapai permintaan 1,42 miliar liter, sementara Juli lalu sempat mencapai 1,44 miliar liter, padahal tak terganggu momen puasa. “Kalau puasa minggu pertama dan kedua turun, terutama dari segmen pasar rumah tangga dan perkantoran menurun,” katanya.

Hendro menegaskan, sampai saat ini tak ada kenaikan harga resmi dari produsen. Justru yang terjadi adalah spekulasi harga di tingkat agen dan pengecer membuat harga AMDK galon terdongkrak naik. Hal ini sebagai imbas tersendatnya distribusi AMDK karena pembatasan truk masuk tol dalam kota.

"Misalnya seperti di Tangerang sempat dijual untuk harga galon Rp 14.000, itu sempat dikomplain, padahal harganya Rp 11.000 per galon," katanya.

Dia juga mengungkap, bagi kalangan pelaku industri AMDK, masalah pembatasan angkutan truk di tol dalam kota dinilai masih belum jelas. Apalagi tak ada keputusan truk AMDK bebas beroperasi maka di awal September pasokan AMDK di pasar akan terkendala.

Oleh sebab itu, Hendro meminta agar angkutan AMDK disetarakan dengan angkutan sembako yang boleh beroperasi pada periode mudik Lebaran dan dibebaskan dari pembatasan truk masuk tol dalam kota Jakarta.

Maklum saja, imbuh Hendro, dibutuhkan stok yang cukup untuk menutup kebutuhan AMDK di minggu pertama dan kedua bulan September yang diperkirakan akan mencapai 1,6 miliar liter. "Dari sisi bisnis, kalau masalah ini belum terpecahkan tentunya mempengaruhi cashflow pembayaran," katanya

Sebanyak 39% kebutuhan AMDK diserap di wilayah Jabodetabek dari total nasional, sisanya 40% di Jawa namun di luar Jabodetabek dan 21% berada luar Jawa. Khusus untuk di Jobodetabek yang menyerap 39% pasar AMDK, sebanyak 71% adalah jenis AMDK galon dan 29% kemasan kecil. "Dari hasil survey 2009 lalu pangsa pasar Aqua sekitar 35-37% dari total nasional," katanya.

Aspadin memperkirakan di tahun ini produksi AMDK bisa naik dari 14,5 miliar liter menjadi 16,7 miliar liter. Sementara kapasitas terpasang industi minuman dalam kemasan mencapai lebih dari 15 miliar liter per tahun, ditopang oleh 500 pabrik minuman dalam kemasan, dari jumlah itu sebanyak 183 pabrik merupakan anggota Aspadin.

Untuk mengantisipasi kebutuhan AMDK saat Lebaran, pihak Aspadin telah mengirim surat ke Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan yang ditembuskan ke Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

Inti dari surat itu mereka meminta agar transportasi air minum kemasan dapat diberikan kemudahan yang sama seperti sembako, karena minuman termasuk pangan. Selama ini angkutan truk pangan dikecualikan dalam larangan operasional truk menjelang H-7 Lebaran.

"Kami cek hari Jumat pekan lalu, dirjen pedagangan dalam negeri sudah membuat surat kepada Dirjen Hubungan Darat yang meminta agar pelaku air minum disamakan dalam angkutan 9 bahan pokok," katanya.

Sementara itu Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkap, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan mengambil langkah untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan pasokan dan kelangkaan air minum pasca lebaran seperti yang pernah terjadi pada 2009.

Menurutnya, antisipasi yang dilakukan adalah dengan memasukkan air minum sebagai komoditas kebutuhan pokok selama lebaran sehingga distribusinya masuk ke dalam prioritas sama seperti distribusi kebutuhan pokok misalnya beras.

"Air minum cukup karena waktu dua tahun lalu kita punya pengalaman dimana air minum tidak diprioritaskan sebagai bahan pokok jadi terganggu maka dua tahun terakhir kita sudah memberi tahu ke Kementerian Perhubungan supaya air minum tetap diprioritaskan," terang Mendag.

Dia menjelaskan setelah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan maka truk pengangkutan kebutuhan pokok tetap diperbolehkan beroperasi selama musim mudik lebaran H-3 sampai H+3 berbeda dengan truk yang mengangkut selain bahan kebutuhan pokok.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…