Darmaningtyas:

Sumbang 30% Kemacetan

Penertiban parkir liar di badan jalan (on street) dinilai banyak kalangan cukup efektif mengurangi kemacetan di dalam kota. Sementara itu, kemacetan sulit diatasi sejalan terus bertambahnya jumlah kendaraan yang beroperasi atau lalu lalang di jalan raya, bahkan hingga ke jalan-jalan tikus yang menembus kampung-kampung permukiman penduduk.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas melihat bahkan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor, tak sebanding dengan pertumbuhan luas dan panjang jalan.

Jadi, berapa besar kontribusi parkir liar di Jakarta menyumbang kemacetan?

Parkir di badan  jalan diperkirakan berkontribusi sekitar 30% terjadinya kemacetan di Jakarta, Hal itu mengingat banyaknya badan jalan yang dipakai parkir

Mengapa selama ini parkir liar sulit diberantas?

Parkir liar sulit ditertibkan karena secara obyektif jumlah kendaraan terus bertambah setiap harinya, sedangkan persediaan lahan parkir gedung terbatas. Tidak semua wilayah memiliki gedung parkir. Kecuali itu, parkir di gedung itu mahal dan tidak praktis. Parkir liar itu murah, simpel, praktis, tidak perlu putar-putar nyari parkirnya.

Lalu, bagaimana mengatasinya?

Kalau mau mengatasi parkir liar ya penegakan hukum saja. Setiap kendaraan yang parkir tidak di tempatnya ditindak dan didenda tinggi, tapi harus konsisten. Bila ada konsistensi penegakan hukum, pasti orang kapok kok parkir liar.

Masalahnya, nertibin parkir liar seperti  itu dalam seminggu ini sebetulnya akan menguras energi tapi tidak akan mengatasi masalah karena keterbatasan SDM,  sementara ruang yang harus ditertibkan luas sekali. 

Ada cara lain mengatasi kemacetan?

Jangan lupa sediakan angkutan umumnya yang bagus, agar mereka yang tidak menggunakan kendaraan pribadi karena sulit cari lahan parkir dan beralih menggunakan angkutan umumnya. Buat mereka merasa nyaman naik angkutan umum. (saksono)