Suatu ketika smartphone milik Ari Kurniawan berbunyi tanda adanya panggilan masuk, setelah diangkat ternyata sales suatu bank yang ingin menawarkan fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA), lima menit berselang smartphone miliknya kembali berbunyi, kali ini adalah penawaran kartu kredit.

Ari yang saat itu tengah meeting konsolidasi dengan jajarannya pun nampak kecewa sebab rapat konsolidasinya terganggu dengan adanya telephone tadi, dan mulai berkata bagaimana bisa nomor miliknya dengan mudah diketahui sales KTA dan kartu kredit banyak bank.

“Bahkan uniknya sales sebuah bank yang menawarkan fasilitas pinjaman dana tunai atau kartu kredit tadi dalam satu hari bisa dua atau tiga kali menelphone dan menawarkan fasilitas-fasilitas tadi, kok bisa yak? Bagaimana pula data kita diketahui banyak bank padahal kita tidak pernah mengajukan kepada bank-bank yang sales-nya menelphone kita,” tanya dia.  

Kejadian yang dialami Ari Kurniawan itu mungkin pernah Anda rasakan juga, dan terkadang membuat jengkel karena menelphone di jam-jam sibuk. Jika tidak diangkat takut ada hal penting yang disampaikan oleh keluarga atau yang lainnya. Sementara kalau diangkat kita sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan kita.

Dengan kata lain, terdapat begitu banyak kasus yang merugikan pelanggan disebabkan karena bocornya informasi pribadi yang rahasia ke orang yang tidak dikehendaki. Kebocoran ini bisa terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya data pelanggan terkirim ke alamat yang salah. Atau seseorang dengan itikad kurang terpuji berhasil membongkar, mengakses dan menyalahgunakan data yang Anda sudah simpan dengan baik.

Nah, dalam berbisnis pun tentu saja demikian. Anda tentunya tidak ingin kehilangan kepercayaan pelanggan dan bisnis Anda jatuh hanya karena kehilangan kepercayaan mereka. Di samping itu, terdapat berbagai konsekuensi hukum yang harus dihadapi jika pelanggan merasa itu terjadi akibat kelalaian Anda beserta tim. Untuk mencegah penipuan pelanggan, pencurian identitas pribadi pelanggan, dan sejenisnya, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, berikut ini ulasan singkatnya.

Dalam membuat kebijakan kredit serta bisnis yang dituangkan dalam bentuk tertulis agar tidak terlupakan begitu saja. Seharusnya meliputi juga bagaimana data pelanggan dikumpulkan, ditangani, disimpan, dan dibuang.  Saat ini sudah banyak beredar mesin penghancur kertas agar data-data oribadi dapat dihancurkan, sehingga tidak mudah untuk dicui orang lain.

Latihlah pegawai Anda mengenai kelemahan-kelemahan keamanan dengan surat elektronik (email), begitu juga bagaimana menangani informasi rahasia. Berikan petunjuk teknis kepada mereka bagaimana bisa melindungi data pelanggan dengan baik dan benar.

Gunakan programmer yang memiliki pengalaman dan mengetahui secara mendalam mengenai keamanan situs. Banyak perusahaan yang menangani desain web sebenarnya tidak memenuhi syarat kepatutan, yang berujung pada bocornya rahasia pelanggan Anda. Intinya, Anda harus bekerja dengan sebuah perusahaan yang memiliki staf yang kompeten dan terlatih serta terdidik dengan baik demi menjaga data pelanggan Anda agar tidak bocor kemana-mana.