Perluas Ekspansi - BTPN Lakukan Spin Off Divisi Syariah

NERACA

Jakarta –Menyusul kesuksesan Bank Panin Syariah yang sudah go public dan spin off, bakal di ikuti PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang mengubah Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah BUS). Hal ini setelah mengakuisisi PT Bank Sahabat Purba Danarta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan, setelah mendapat izin konversi dan spin off dari regulator, BTPN Syariah sudah beroperasi pada Senin (14/7). Pemegang saham mengangkat Harry AS Sukadis sebagai dirut dan Kelam Azis Stamboel menjadi komisaris utama. BTPN Syariah fokus melayanan segmen tunas usaha rakyat, dengan tujuan memberdayakan jutaan keluarga pra atau cukup sejahtera.

Selain itu, BTPN Syariah memiliki 8.250 karyawan dengan 13 kanor cabang, 44 layanan syariah bank atau office channeling dengan dukungan 1.224 tim mobile marketing syariah. BTPN Syariah merupakan 79% sahamnya milik BTPN. Pemegang saham lainnya adalah PT Triputra Persada Rahmat sebesar 28,59% dan yayasan Purba Danarta sebanyak 1,4%.

Sebagai informasi, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk membukukan laba bersih kuartal pertama setelah pajak (NPAT) sebesar Rp493 miliar atau naik 8% dibandingkan perolehan laba perseroan pada kuartal IV/2013.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, di tengah dinamika ekonomi yang cukup menantang, BTPN tetap konsisten melanjutkan investasi dan ekspansi seperti mengakusisi Bank Sahabat Purba Danarta, memperluas jaringan distribusi, dan terus mengembangkan unit usaha syariah yang berfokus melayani masyarakat pra-sejahtera produktif,”Bisnis model syariah yang kami kembangkan sangat padat karya. Saat ini unit usaha syariah BTPN memiliki 8.275 karyawan, dan selama kuartal I-2014 kredit yang disalurkan kepada para nasabah pra-sejahtera produktif mencapai Rp1,6 triliun, atau tumbuh 161% dibandingkan tahun sebelumnya,”ujarnya.

Sementara itu, Direktur BTPN Anika Faisal menambahkan, pihaknya akan tetap menjaga rasio kecukupan modal kisaran 23% hingga 24%. Menurut Anika, nilai itu akan dijaga di atas rata-rata industri di level 20%. “Pertumbuhan kredit juga akan kami jaga di kisaran 15-17% tahun ini, begitu juga dengan DPK,” tutup dia. (bani)

BERITA TERKAIT

Vira Widiyasari Jabat Country Manager Visa Indonesia

Visa, pemain utama di dunia dalam pembayaran digital mengumumkan bahwa Vira Widiyasari telah ditunjuk sebagai Country Manager, efektif per tanggal…

SakuraLand Tawarkan Hunian Terjangkau, Berkualitas dan Strategis

Masih tingginya angka backlog perumahan menjadi terbuka potensi pertumbuhan pasar properti. Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023,…

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

SakuraLand Tawarkan Hunian Terjangkau, Berkualitas dan Strategis

Masih tingginya angka backlog perumahan menjadi terbuka potensi pertumbuhan pasar properti. Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023,…

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Jangka Panjang

NERACA Jakarta - Capital Sensitivity Analysis Index atau CSA Index menyebut pasar saham masih menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang…