Mengalami transaksi perdagangan saham di luar kewajaran, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menjatuhkan sanksi penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) mulai perdagangan sesi I hari ini. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (7/7).
Kepala Divisi Penilai Perusahaan Group 2 BEI Umi Kalsum mengatakan, suspensi saham tersebut sehubungan dengan adanya penelaahan Bursa atas transaksi keuangan perseroan,”Maka untuk menghindari perdagangan yang tidak wajar atas efek perseroan, BEI memutuskan untuk melakukan suspensi perdagangan efek perseroan, baik saham maupun waran,”ujarnya.
Disebutkan, suspensi itu dilakukan di seluruh pasar mulai sesi pertama perdagangan efek Senin awal pekan hingga pengumuman lebih lanjut. Sementara BEI juga meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan tercatat tersebut.
Sebagai informasi, pada kuartal pertama tahun ini, PT Kresna Graha Sekurindo Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp39,54 miliar atau tumbuh 2,33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp38,64 miliar. Naiknya laba bersih didukung naiknya pendapatan usaha pada periode yang sama sebesar 6,09% menjadi Rp69,49 miliar dari Rp65,5 miliar pada kuartal I/2013.
Tahun ini, perseroan menargetkan akan menggarap lima perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering atau IPO. Tercatat, perseroan sudah merealisasikan dua perusahaan dari target lima perusahaan. Perusahaan lainnya yang sedang digarap antara lain berasal dari sektor kesehatan. Perusahaan tersebut bernama Rumah Sakit Mitra Keluarga. Nilai IPO Rumah Sakit Mitra Keluarga sebesar US$300 juta atau Rp3 triliun. (bani)
Di kuartal pertama 2024, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan laba bersih Rp361,46 miliar atau turun 28,9% dibanding priode…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT MPX Logistics International Tbk. (MPXL) memutuskan pembagian dividen final Rp3 miliar dan perombakan…
Tahun ini, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 48% Rp18,9 triliun dan laba bersih tumbuh 39,34% menjadi…
Di kuartal pertama 2024, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan laba bersih Rp361,46 miliar atau turun 28,9% dibanding priode…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT MPX Logistics International Tbk. (MPXL) memutuskan pembagian dividen final Rp3 miliar dan perombakan…
Tahun ini, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 48% Rp18,9 triliun dan laba bersih tumbuh 39,34% menjadi…