Pendidikan Masih Kolonialisme - Pengangguran Terdidik Makin Meningkat

NERACA

Jumlah pengangguran terdidik kian memprihatinkan. Bagaimana tidak? Buktinya masih banyak para lulusan perguruan tinggi, baik sekolah tinggi, akademi, institut, sampai universitas tetapi belum memiliki pekerjaan layak. Jika insan terdidik tidak bekerja, bagaimana nasib masyarakat yang pendidikannya rendah?

Ini sangat ironis. Secara keilmuan, mereka mapan, tetapi jika belum bekerja, gelar yang mereka raih selama bertahun-tahun menjadi sia-sia. Padahal kaum intelektual “haram” dan “dilarang” menjadi pengangguran.

Apalah gunanya jumlah sarjana menjamur jika hanya menjadi beban negara. Selain menjadi masalah sosial, hal itu juga memperburuk citra perguruan tinggi. Ya, semakin banyaknya jumlah pengangguran berijazah sarjana, semakin kental pandangan masyarakat bahwa kampus adalah pencetak pengangguran terdidik.

Lantas apa yang menyebabkan jumlah penganggur terdidik semakin membengkak dari tahun ke tahun?

Pakar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Syafii Maarif menuturkan bahwa hal tersebut dipicu lantaran pendidikan di Indonesia masih bercirikan kolonialisme, yang terlihat dari sikap mental amtenarisme dengan menjadi pegawai negeri sipil sebagai tujuan utama.

"Tujuan utama sistem pendidikan kolonial adalah mencetak manusia yang penurut, tidak mampu berinisiatif, dan selalu menunggu perintah atau petunjuk atasan serta tidak mau memikul risiko," katanya di Yogyakarta belum lama ini

Ya, mental kaum intelektual saat ini masih bermental “pelamar”, bukan “pencipta”. Padahal, intelektual harus kreatif, pencipta, revolusioner, pengabdi, dan mewujudkan Indonesia makmur adalah tugas utama mereka. Maka dari itu, di republik berkembang seperti ini seharusnya para pemuda berpikir luas dan kreatif untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

Pada Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan II, Syafii mengatakan sikap mental seperti itu masih terus berlanjut.  Akibatnya daya tampung pegawai negeri sipil (PNS) yang terbatas menjadi ajang rebutan dengan segala sistem pencaloannya yang kumuh dan kasar.

“Kondisi tersebut menyebabkan semangat untuk mandiri dengan menciptakan lapangan kerja sendiri Bangsa Indonesia sangat lemah,” kata dia

Solusi

Menyikapi pengangguran terdidik yang semakin memprihatinkan, peran kampus seharusnya tidak sekadar mendidik dan meluluskan mahasiswa, tetapi juga bertugas mengusahakan, mencarikan, dan menyalurkan lulusannya untuk mendapat pekerjaan layak. Karena itu, kampus harus giat bekerja sama dengan perusahaan, lembaga usaha, baik di dalam maupun luar negeri.

Selain itu, semua pengangguran terdidik harus menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Dalam hal ini, entrepreneurship merupakan salah satu strategi baru untuk menyiasati masalah pengangguran di kalangan kaum intelektual. Pasalnya, dengan menjadi seorang usahawan terdidik maka generasi muda, khususnya mahasiswa, akan berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian lewat penciptaan lapangan kerja baru.

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…