Perikanan Budidaya - Kepulauan Riau Jadi Mariculture Percontohan

NERACA

Semarang – Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyatakan bahwa Kepulauan Riau adalah salah satu daerah dan yang pertama didaulat menjadi mariculture atau budidaya ikan laut. Hal tersebut, menurut Slamet, tidak lepas dari peran Pemerintah Daerah (Pemda) setempat yang telah menyiapkan strategi agar bisa menjadi daerah mariculture.

Slamet mengatakan nantinya tidak hanya Kepulauan Riau saja yang menjadi daerah mariculture. Pasalnya masih banyak daerah-daerah yang potensinya sangat besar untuk budidaya laut seperti Kepulauan Seribu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambon, dan Papua. “Sebenarnya ada banyak daerah yang potensinya besar, akan tetapi kita mulai coba untuk fokus ke Kepulauan Riau sebagai percontohan,” ungkap Slamet saat ditemui usai menghadiri Forum Konsolidasi Nasional Budidaya Payau dan Laut di Semarang, Selasa (15/4).

Ia beralasan atas pilihan menjadikan Kepaulau Riau sebagai daerah marine culture. Pertama, akses kemudahan ke pasar karena Kepri adalah salah satu daerah di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Singapura. Kedua, infrastruktur di Kepri sudah tertata dengan baik. Hal tersebut, sambung Slamet, tidak terlepas dari peran Pemda untuk mendukung. Ketiga, sumber benih yang memadai. Keempat, teknologi yang mulai canggih dan terakhir adalah Pemda telah menyusun zonasi untuk perikanan budidaya di laut.

Tak hanya itu, Slamet juga mengaku telah ada investor asing dan lokal yang akan menanamkan investasinya di Kepulauan Riau. Namun begitu, ia berharap agar pemda setempat bisa menyiapkan kawasan zonasi budidaya laut yang abadi. “Jadi yang kita minta agar pemda menyiapkan zonasinya yang kawasannya tidak berubah dan tetap abadi. Karena sejauh ini, masih ada saja zonasi yang berubah-ubah,” ucapnya.

Lebih jauh lagi, pihaknya juga telah melakukan pengembangan pada kawasan perairan off shore atau lepas panti yang perlu dilakukan secara berkelanjutan. Maka dari itu, pihaknya telah menetapkan 3 strategi pengembangannya sehingga semua pihak yang terkait dapat bersinergi untuk melakukan usaha pengembangan dan pengelolaannya secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.

Di antara strategi tersebut, pertama, mendorong medernisasi teknologi budidaya. Hal ini perlu dalam menjadikan mariculture sebagai sebuah industri. Teknologi tersebut tentunya yang mampu terukur, menjamin efesiensi dan berbasis wawasan lingkungan.

Kedua, pemilihan komoditas budidaya laut ekonomis penting. Pengembangan budidaya laut akan didorong berbasis pada pendekatan komoditas yang berorientasi pada market oriented. Komoditas yang memiliki potensi untuk dikembangkan di lepas pantai adalah kerapu, kakap dan bawal bintang. Ketiga adalah penyusunan regulasi. Kesiapan regulasi akan didorong terutama terkait pengelolaan tata ruang dan zonasi dan kemudahan investasi pada bisnis mariculture.

Terbesar Didunia

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia Rokhmin Dahuri menjelaskan bahwa Indonesia memiliki ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia) 5,8 juta km (3/4 luas total wilayah), 13.467 pulau, dan dirangkai oleh 95.200 km garis pantai terpanjang (kedua setelah Kanada) yang memiliki banyak teluk. “Hal tersebut memberikan peluang menjadi negara produsen Mariculture (budidaya laut) terbesar di dunia,” ungkapnya.

Ia pun mamaparkan bawa berdasarkan penelitian yang menghitung panjang garis pantai dikalikan dengan 4 mil laut dari garis pantai dan dikalikan dengan 10%, maka sekitar 24 juta ha perairan laut dangkal (costal waters) Indonesia cocok (suitable) untuk budidaya beragam jenis ikan, Crustaceae (udang), moluska (kekerangan), rumput laut, avertebrata air, dan lainnya. Dengan potensi produksi lestari sekitar 42 juta ton/tahun, terbesar di dunia.

“Apalagi, bila kita mengembangkan budidaya laut di laut dalam atau laut lepas (offshore aquaculture), seperti Norwegia, dan Amerika Serikat (AS), tentu potensi produksi Mariculture Indonesia bakal jauh lebih besar lagi. Lebih dari itu, sejak dekade terakhir China, Israel, AS, dan negara-negara lain melalui genetic engineering (rekayasa genetik) sudah mulai membudidayakan tanaman pangan darat (seperti padi, kedelai, dan gandum) di perairan laut dangkal,” cetusnya.

Dengan demikian, lanjut Rokhmin, mariculture tidak hanya menghasilkan pangan protein hewani (ikan, udang, moluska, dan lainnya), tetapi juga perhiasan (kerang mutiara), bahan farmasi, kosmetik, bahan pangan kerbohidrat, dan ratusan produk lainnya. “Bahkan, bebepara jenis microalgae laut ditemukan mengandung lemak hidrokarbon untuk biofuel, beberapa jenis macroalgae (rumput laut dan lamun) bisa sebagai bahan baku kertas, cat, film, bahan campuran logam pesawat terbang, dan sebagainya,” imbuhnya.

Sehingga, Mariculture bukan hanya berperan dalam mewujudkan kedaulatan pangan, penyediaan lapangan kerja, perolehan devisa, dan pengembangan wilayah. Tetapi, juga dalam hal kedaulatan energi, farmasi, kesejahteraan masyarakat, dan daya saing bangsa menuju Indonesia yang maju, adil-makmur, dan berdaulat.

Rohkmin pun mempunyai cara agar potensi raksasa mariculture menjadi berkah nyata bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa Pertama, sambung Rokhmin yang merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, perlu tata ruang wilayah darat-pesisir dan laut yang terintegrasi serta menjamin usaha Mariculture berhasil secara berkelanjutan. Kedua, semua usaha mariculture harus menerapkan Best Aquaculture Practices, manajemen rantai suplai terpadu dari produksi hingga pemasaran, teknologi mutakhir, memenuhi skala ekonomi, dan ramah lingkungan.

Ketiga, pencemaran baik yang berasal dari laut maupun darat harus dikendalikan, atau bila mungkin ditiadakan. Keempat, dukungan sarana produksi, infrastruktur, pasok energi, permodalan, dan SDM secara penuh. Dan, terakhir iklim investasi, keamanan berusaha, serta kebijakan politik-ekonomi yang kondusif bagi tumbuh kembangnya usaha mariculture.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…