Manfaatkan Teknologi, Sekolah Tidak Lagi Pakai Kertas

NERACA

Tidak bisa dipungkiri, dunia semakin digital. Semua serba berbau teknologi. Hal ini pun berdampak pada anak. Ya, anak zaman sekarang sangat dekat dengan teknologi. Melihat hal tersebut, mantan Presiden BJ Habibie menawarkan wacana untuk mengubah pola mendidik anak dari cara konvensional menjadi digital dengan mengandalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat. 

Menurut dia, teknologi informasi dapat menguntungkan proses pendidikan, sebab saat ini siswa di sekolah sudah menguasainya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan mengembangkan sekolah yang tidak ada kertas lagi (Paperless) sebab kalau ada kesulitan siswa bisa berselancar di internet mencari jawabannya. 

"Sekarang masuk dalam area globalisasi dan informasi teknologi. Kita lihat saja anak-anak sekarang, termasuk cucu saya sudah pakai iPad. Gambar-gambar pakai iPad. Walau usianya masih 4 tahun," kata Habibie  belum lama ini

Namun demikian, ujar Habibie, dibutuhkan guru yang lebih canggih dari muridnya dan harus dipersiapkan.

"Tidak ada salahnya kita memiliki pilot project. Katakanlah di mulai dari Jakarta biar murah, dan sekolah jarak jauh untuk daerah yang dibiayai anggaran pemerintah pusat dan daerah. Dan juga harus dibantu perusahaan IT dan suatu tender internasional," kata dia

Sementara itu, Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo menanggapi, sekolah terpadu yang diwancanakan BJ Habibie mengatakan terobosan yg harus dipikirkan oleh berbagai pihak termaasuk guru agar proses pendidikan menjadi lebih bermutu.

"Saya menangkap apa yang diwancanakan Pak Habibie ini sebagai terobosan yang harus dipikirkan banyak pihak untuk melakukan lompatan-lompatan, karena bila proses ini dilakukan secara alamiah saja maka Indonesia akan ketinggalan. Utamanya, guru-guru pada saat proses tersebut mulai diimplementasikan harus mampu menyesuaikannya dengan menguasai kemampuan informasi teknologi," ujar Sulistiyo

Jauh sebelum Habibie mengangkat wacana ini, SD Al-Hidayah International Green School (IGS), sebuah sekolah berbasis alam dan teknologi dari Sumedang, Jawa Barat, sudah menginisiasinya sejak tahun 2012.

Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar-nya (KBM) sehari-hari,  sekolah yang juga telah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang Sekolah Digital (September 2013) ini fokus pada pembelajaran dengan sistem digital.

Semua perangkat digital disediakan oleh siswa atau orangtua. Bahkan siswa pun wajib mempunyai gadget baik itu netbooknotebooktablet, atau smart phone. Mereka juga harus memiliki modem untuk fasilitas ketersediaan jaringan internet.

Walau konsep paperless school di IGS ini belum secara penuh diterapkan, lantaran siswa masih harus dilatih dalam hal keterampilan menulis, sekolah ini tidak lagi mengharuskan siswanya membeli buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Maka dari itu, tentu saja biaya operasional pendidikan pun diklaim lebih efisien.

BERITA TERKAIT

Universitas Telkom dan MultiIntegra Technology Group Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Teknologi

  Universitas Telkom dan MultiIntegra Technology Group Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Teknologi NERACA  Jakarta - Universitas Telkom dan MultiIntegra…

Indonesia Terima Dua Sertifikat Inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO

  Indonesia Terima Dua Sertifikat Inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)…

Kwarnas Soroti Penghapusan Pramuka dari Ekstrakurikuler Wajib

  Kwarnas Soroti Penghapusan Pramuka dari Ekstrakurikuler Wajib Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka memandang penghapusan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di…

BERITA LAINNYA DI

Universitas Telkom dan MultiIntegra Technology Group Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Teknologi

  Universitas Telkom dan MultiIntegra Technology Group Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Teknologi NERACA  Jakarta - Universitas Telkom dan MultiIntegra…

Indonesia Terima Dua Sertifikat Inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO

  Indonesia Terima Dua Sertifikat Inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)…

Kwarnas Soroti Penghapusan Pramuka dari Ekstrakurikuler Wajib

  Kwarnas Soroti Penghapusan Pramuka dari Ekstrakurikuler Wajib Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka memandang penghapusan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di…