Waspadai, Es Batu pada Minuman dari Air Mentah

 

 

NERACA

Penggunaan es batu pada minuman bisa mengancam kesehatan tubuh, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sedang memfokuskan masalah ini terutama pada jajanan anak sekolah."Cemaran bahan tambahan ilegal menurun, tapi cemaran mikrobiologi masih tinggi," ujar deputi bidang pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya BPOM Roy Sparringa.

Jajanan anak sekolah seperti sirup dan jelli, menurut Roy, menggunakan sumber air yang tidak layak konsumsi. Sehingga bakteri yang ada pada es batu tersebut mengakibatkan beberapa penyakit yang menyerang gangguan pencernaan. "Es-es yang dipakai itu bukan suplai untuk makanan, bakteri yang ada pada es batu bisa mengancam kesehatan seseorang," kata Roy.

Menurut Survei Pengawasan Jajanan Anak Sekolah di tahun 2013 menunjukkan terjadi penurunan bahan tambahan pangan berlebih dari 5.668 sampel sekolah yang diteliti. Penurunan terjadi dari 24% pada 2012, menjadi 17% di 2013. Namun untuk cemaran mikroba menunjukkan peningkatan dari 66% di tahun lalu menjadi 76% saat ini.

"80% hasil kajian menunjukkan es tidak memenuhi syarat, ini sangat mengkwatirkan terutama ketika dikonsumsi anak-anak, banyak bakteri yang terdapat di batu es, ini dikarenakan pembuatannya menggunakan air mentah," ujar Roy.

Roy mengaku pernah melihat langsung, penggunaan es batu diobok-obok tapi masih digunakan sebagai makanan. "Ini yang belum banyak disadari masyarakat, misalnya es balokan yang ada di bawah terus dipotong dan dicampurkan ke minuman, itu bayangkan berapa banyak bakterinya," ujarnya.

Bakteri pada es balokan ditemukan sama dengan yang ada pada tinja yaitu E-Coli, tidak hanya itu ada juga kapang dan kamir serta bakteri salmonela.

Menurut BPOM perihal es batu balokan ini bukanlah hal sepele, ini perlu pengawasan khusus. "Masyarakat sepertinya menganggap ini hal kecil tetapi ini bisa berbahaya untuk yang mengonsumsinya," papar DR. Roy.

Sedangkan penelitian dari sebuah badan penelitian kesehatan independen yang mengadakan penelitian tentang apa aja yang terkandung di dalam es batu di beberapa tempat jajanan di Jakarta.

Dari penelitian mereka terungkap kasus es batu yang banyak digunakan di warung-warung seluruh Jakarta bahwa es batu yang mereka gunakan ternyata berasal dari air sungai ciliwung yang kinclong banget warnanya itu. Pada awalnya mereka menggunakan zat pemutih agar air keliatan lebih jernih.

Kemudian dimasukkan ke dalam pendingin dan jadilah peti-peti es yang besar dan bening. Awalnya es ini hanya digunakan untuk mengawetkan makanan (ikan, buah dan sayuran) atau mendinginkan minuman botol pada kotak-kotak yang tidak memiliki sistem refrigerator. Tapi sialnya, para penjaja makanan dan minuman di Jakarta (bahkan warung-warung yang besar) menggunakan es ini pada minuman dingin yang mereka jual.

 

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…