Musim Penghujan Datang, Sejumlah Penyakit Mengintai

 

Intensitas hujan beberapa hari ini sudah semakin meningkat, ini tandanya memasuki musin penghujan. Saat musim penghujan inilah sejumlah penyakit mengintai, terutama bagi yang tubuhnya kurang sehat.

NERACA

Tidak jarang memasuki musim penghujan di sebagian wilayah terkena banjir. Banjir  yang menimpa beberapa daerah menyisakan serangkaian pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat. Salah satunya adalah munculnya berbagai macam penyakit.

Penyakit pasca banjir tidak bisa dianggap “enteng” karena jika tidak ditanggulangi secara serius dan terorganisir (melibatkan banyak pihak) maka akan menjadi wabah dalam masyarakat yang jika tersebar secara luas akan sulit untuk menanggulanginya.

Berbagai masalah kesehatan ini muncul karena adanya perubahan lingkungan seperti air yang tercemar karena bercampur kotoran yang berlimpah dari sungai, bahaya listrik, terpapar karbon monoksida, stress panas atau dingin.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan memperingatkan masyarakat agar mewaspadai beberapa jenis penyakit yang kerap muncul pasca-musim hujan.

Menurut Dirjen P2PL Tjandra Y Aditama, enam penyakit yang harus diwaspadai, yaitu diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA), penyakit kulit, dan penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. "Selain itu juga harus diwaspadai musim hujan akan menyebabkan memburuknya penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita, yang terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan apalagi bila banjir berhari-hari," ujar Tjandra.

Sementara itu, penyakit diare menjadi prioritas untuk diwaspadai selama musim hujan atau paska musim hujan karena penyakit ini sangat mudah menular terutama melalui air minum.

"Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum khususnya dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Masyarakat diingatkan untuk melakukan antisipasi dengan memperhatikan kebersihan," papar Tjandra.

Penyakit lain yang sering mewabah paska musim hujan adalah demam berdarah yang disebabkan adanya peningkatan genangan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yang menularkan demam berdarah selama musim hujan.

Nyamuk Aedes aegypti akan bersarang di genangan air yang sering muncul di sampah seperti kaleng bekas, ban bekas atau wadah lainnya, sehingga dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai vektor penular penyakit maka resiko penularan juga akan meningkat.

Partisipasi aktif masyarakat melalui gerakan 3 M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air.

Penyakit lain yang tidak kalah bahayanya adalah penyakit leptospirosis yang disebabkan bakteri yang disebut Leptospira sp dan termasuk salah satu penyakit zoonosis atau ditularkan melalui hewan/binatang.

Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya, dan kondisi itu semakin parah pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, dimana tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus akan berkeliaran disekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir dan dapat menular ke manusia yang memiliki luka terbuka di bagian tubuhnya kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira tersebut.

Dalam kasus parah, leptospirosis akan ditandai dengan demam, perdarahan, pembesaran hati dan limpa serta gejala gangguan fungsi ginjal.

Mengancam Kesehatan Anak

Memasuki musim hujan merupakan ancaman yang serius untuk kesehatan anak-anak. Beberapa penyakit mungkin dapat membuat anak anda tidak dapat beraktifitas sehingga penting sekiranya untuk memberikan pencegahan yang tepat sesuai dengan penyakit yang seringkali menyerang anak- anak. Berikut yang harus di waspadai penyakit pada anak.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Pada saat musim hujan tiba seringkali orang tua mengeluhkan anaknya yang mengalami kondisi demam yang disertai pilek, batuk, bersin dan sakit tenggorokan. Apabila kondisi anak tidak dapat sembuh dalam beberapa dua hari sebaiknya anda bawa ke dokter anak dikhawatirkan mengalami ISPA.

 Diare

Pada saat curah hujan tinggi yang disertai dengan debu yang beterbangan akan membuat banjir dan resiko tercemarnya makanan dan minuman menjadi lebih tinggi sehingga menyebabkan kuman dan parasit pemicu diare menjadi meningkat. Dalam rangka pencegahan diare pada anak, hindari menggunakan air hujan untuk mencuci peralatan dapur apalagi alat makan anak anak karena tidak higienis dan membuat resiko kuman masuk ke dalam tubuh lebih besar.  

Flu

Anak yang seringkali mengalami kelelahan dan mempunyai gejala seperti demam, rasa kedinginan, nyeri otot, batuk dan disertai dengan nafsu makan yang menurun merupakan gejala anak anda mengalami infeksi virus influenza, untuk dapat menghindarinya anda dapat menjaga membiasakan mencuci tangan dengan baik dan benar sehingga memperkecil resiko infeksi virus pada musim hujan. 






 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…