Juknis Keluar Akhir Juni - Mobil Murah Segera Diproduksi

NERACA

Jakarta -  Sejak digulirkan rencana produksi massal mobil murah dan ramah lingkungan atau sering disebut low cost green car (LCGC), semakin menambah rasa penasaran bagi calon konsumen, khususnya untuk masyarakat dengan kantong pas-pasan.

Menteri Perindustrian MS Hidayat memastikan petunjuk teknis mengenai aturan mobil murah dan ramah lingkungan) akan selesai pada akhir bulan ini. \"Akhir bulan ini selesai, kita akan kordinasi dengan beberapa kementerian, Menko, Menteri Keuangan, dan ESDM,\" ujar Hidayat di Jakarta, Kamis (20/6)

Dengan adanya aturan tersebut, Hidayat berharap para produsen bisa memproduksi mobil murah yang sudah banyak dilakukan di berbagai negara. \"Program ini tidak hanya untuk Jabodetabek, tapi ini program nasional, untuk memiliki mobil yang harganya terjangkau dan relatif, itu yang harus kita selesaikan,\" paparnya.

Hidayat juga mengatakan Indonesia harus memproduksi jenis kendaraan bermotor ramah lingkungan dengan harga cukup terjangkau. Karena jika tidak segera diproduksi, tahun depan tentu akan mengimpor dari negara lain, seperti Thailand dan Malaysia, yang sudah memproduksinya dan mengincar pasar Indonesia.

“Sekarang yang sudah komitmen ada investor lebih dari enam perusahaan besar dengan total investasi senilai US$3,5 miliar, dan lebih dari seratus industri komponen baru yang akan terbangun,” ujar Hidayat.

Dia menyatakan, tipe mobil murah dan ramah lingkungan sudah menjadi tren di berbagai negara di belahan dunia. Karena itu, Indonesia harus bisa mengambil peluang tersebut dan menjaga pasar domestik agar tidak dibanjiri produk impor.

“Jadi harus kita antisipasi produksi mobil itu sekarang. Mobil tipe itu kalau dibuat di Indonesia, lokal kontennya akan mencapai 80-90 %. Regulasi teknis akhir bulan ini keluar,” papar dia.

Pada kesempatan itu, Hidayat juga meyakini, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tidak akan mempengaruhi pasar otomotif nasional. Pasalnya, kendaraan LCGC memiliki pasar tersendiri yang hemat energi dan harga terjangkau.

“Yang mau di-launching itu mobil hemat energi dan ramah lingkungan, punya segmen market sendiri, dan model otomotif didesain dengan menggunakan teknologi hemat energi, dan bensin non-subsidi,” jelas Hidayat

Ditempat berbeda, Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi mengaku senang karena akhirnya Peraturan Presiden (PP) yang mengatur dasar hukum produksi LCGC sudah keluar. Bahkan, beberapa pabrikan yang awalnya belum berminat memproduksi mobil murah itu kini jadi tertarik.

\"Kami sebagai produsen menyambut baik terbitnya PP (LCGC), sudah kami nantikan cukup lama. Saat ini ada beberapa produsen otomotif Indonesia yang menyatakan ikut berpartisipasi dalam program tersebut,\" ujarnya.

Menurut Sudirman, saat ini produsen tinggal menunggu aturan teknis yang akan dikeluarkan Kemenperin. Sebab, detail komponen serta ketentuan kandungan dalam negeri, serta konsumsi bahan bakar diatur dalam beleid susulan tersebut.

Gaikindo berharap dalam waktu dekat ini, aturan itu bisa keluar sehingga penyesuaian industri juga berlangsung cepat. \"Kami dengar menperin mengatakan paling lambat akhir Juni ini akan dikeluarkan. Setelah itu resmi keluar akan kami pelajari,\" kata Sudirman.

Dari catatan Gaikindo, enam merek anggota mereka yang akan berpartisipasi membuat mobil murah ramah lingkungan antara lain Daihatsu, Toyota, Suzuki, Nissan, Mitsubishi dan Honda. Pemerintah sebetulnya ingin supaya mobil LCGC dapat dijual dengan harga di bawah Rp 100 juta.

Problemnya, setiap pabrikan punya standar sendiri dalam memproduksi mobil murah ramah lingkungan. Karena itu, Sudirman menilai standardisasi pemerintah diperlukan. \"Namun masih ada berbeda antara satu produsen dengan produsen lainnya sehingga kami menunggu ketentuannya, barulah produksi,\" tandasnya.

Aturan LCGC telah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2013. Produsen yang mengikuti program ini akan mendapat keringanan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) 100 %, sehingga diharapkan harga jual mobil (on the road) bisa turun hingga di bawah Rp 100 juta.

Selain itu, produsen mobil yang membuat LCGC harus menjamin emisi karbon rendah, dan tingkat kandungan lokal 80 %. Hanya mobil kapasitas 1.000 hingga 1.200 CC yang dibolehkan ikut program ini.

Produsen otomotif yang sejak awal menanti PP tersebut adalah Astra Internasional, yang melansir Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Produsen non-Jepang seperti Tata Motor dari India dan Peugeot dari Prancis kabarnya sudah menunjukkan minat serupa untuk terjun ke bisnis LCGC.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…